MAKALAH LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA KETUBAN PECAH DINI

BAB I
PEMBAHASAN
I.
Pengertian
Ketuban
pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum adanya tanda tanda akan persalinan
dan ditunggu satu jam belum persalinan. Ketuban pecah dini sering terjadi pada
kehamilan aterm lebih dari 37 minggu.Menurut saifudin, a.b (2010) pecahnya
selaput ketuban berkaitan dengan perubahan proses biokimia yang terjadi dalam
kolagen matriks ekstra seluler amnion, korion, dan apoptosis membran janin.
Membran janin dan desidua bereaksi terhadap stimuli seperti infeksi dan
peregangan selaput ketuban dengan produksi mediator seperti prostaglandin,
sitokinin, dan protein hormon yang merangsang aktivitas “matrix degrading
enzym”.
Angka
insidensi ketuban pecah dini pada tahun 2010 berkisar antara 6-10 % dari semua
kelahiran. Angka kejadian kpd yang paling banyak terjadi ada kehamilan cukup
bulan yaitu 95 %, sedangkan pada kehamilan prematur terjadi sedikit 34 %
(depkes, 2010).
II.
Etiologi
1.
Usia ibu yang lebih tua mungkin
menyebabkan ketuban kurang kuat dari pada ibu muda.
2.
Riwayat kpd sebelumnya sebanyak
2 kali atau lebih.
3.
Merokok selama kehamilan.
4.
Tekanan intrauterin yang
meninggi atau meningkat secara berlebihan (overdistensi uterus: misalnya
hidramnion, gemelli),
5.
Trauma yang menyebabkan tekanan
intrauterin (intra amniotik) mendadak misalnya hubungan seksual,
6.
Faktor golongan darah,
7.
Faktor disproporsi antar kepala
janin dan panggul ibu dan defisiensi gizi dari tembaga atau asam askorbat
(vitamin c)
8.
Status pekerjaan yang
memerlukan aktifitas fisik yang berlebihan dapat memberikan tekanan pada rahim
dan merangsang rahim berkontraksi sehingga dapat menyebabkan kpd.
9.
Kelainan letak. Hal ini
dikarenakan posisi janin dalam rahim yang tidak sesuai dengan jalan lahir,
misalnya letak sungsang dan letak lintang sehingga menyebabkan tidak ada bagian
terendah anak yang menutupi pap, yang dapat mengurangi tekanan terhadap membran
bagian bawah.
10.
Serviks inkompeten, kanalis
sevikalis yang selalu terbuka olehkarenakelainan pada servik uteri (akibat
persalinan, kuretase, atau tindakan bedah obstetri lainnya).
11.
Infeksi yang menyebabkan
terjadinya biomekanik pada selaputketuban dalambentuk preteolitik sel sehingga
memudahkan ketubanpecah (amnionitis/korioamnionitis).
12.
Faktor keturunan (ion cu serum
rendah, vitamin crendah, ataupun kelainangenetik).
13.
Pecahnya selaput ketuban juga
dapat disebabkan oleh trauma dan setelah fetoskopi atau amniosentesis
(iatrogenic).
III.
Patofisiologi
Pecahnya
selaput membran janin adalah bagian penting dari proses persalinan danbiasanya
diikuti oleh onset dari kontraksinya uterus. Pecahnya selaput membran janin
akan mengakibatkan inisiasi kontraksi uterus di setidaknya 10% pada persalinan
aterm dan hampir 30% pada persalinan prematur. Kami menduga bahwa selaput
membran ketuban yang melemah selama kehamilan sebagai hasil dari kombinasi dua
proses: sebuah proses biokimia yang menyebabkan remodeling dan apoptosis dari
kolagen, dan peregangan dari selaput membran ketuban yang mengarah langsung ke
kerusakan jaringan. Akan tetapi mediator fisiologis yang akan mengakibatkan
proses yang akan menyebabkan melemahnya dan pecahnya selaput membran ketuban
masih belum diketahui. Perubahan kolagen dari selaput membran ketuban merupakan
penyebab daripecahnya membran selaput ketuban. Kemampuan kekuatan regangan dari
selaput membran ketuban diduga akibat adanya keseimbangan antara sintesis dan
degradasi dari komponen- komponen matriks ekstraseluler. Dikatakan bahwa adanya
perubahan pada selaput membran ketuban disebabkan oleh karena adanya perubahan
struktur dari kolagen selaput membran ketuban dan peningkatan aktivitas
kolegenase yang berhubungan dengan terjadinya pecahnya selaput membran ketuban.
Pecahnya
selaput membran ketuban dapat disebabkan oleh beberapa penyebab yaitu :
1.
Kelainan jaringan ikat kelainan
jaringan ikat berhubungan dengan melemahnya selaput membran ketubandan
peningkatan angka kejadian dari ketuban pecah dini prematur.
2.
Defisiensi nutrisi kekurangan
gizi merupakan salah satu presdiposisi untuk terjadinya abnormalitas
daristruktur kolagen, dimana hal ini dikaitkan dengan peningkatan resiko terjadinya
pecahnya selaput membran ketuban. Vitamin c merupakan kofaktor dari pembentukan
kolagen. Jika seseorang didapatkandengan difisiensi vitamin c, maka struktur
kolagen yang terbentuk tidak akan sempurna, sehinggamolekul akan lemah dan
mudah hancur. Vitamin c sendiri memegang peranandalam sintesis dan degradasi
kolagen dan penting untuk maintenance dari selaput membrane ketuban. Kurangnya
asupan vitamin c selama kehamilan merupakan salah satu faktor resiko untuk
terjadinya ketuban pecah dini.
3.
Peningkatan degradasi kolagen
aktifitas dari degradasi kolagen terutama dipengaruhi oleh matriks
Metalloproteinases
(mmp), dimana aktivfitas ini akan dihambat oleh jaringan inhibitor jaringan
yang spesifik. Sebagian besar
kehamilan, integritas dari selaput membran ketuban tetap tidak berubah, hal ini
mungkin sebagian besar disebabkan oleh karena adanya keseimbangan dari
aktivitas matriks metaloproteinase (mmp) dan tissue inhibitor of matrik
metalloproteinase (timp). Pada saat kehamilan akan mendekati persalinan, keseimbangan
antara matrik metalloproteinase (mmp) dengan tissue inhibitor of matrik
metalloproteinase (timp) akan bergeser kearah degradasi proteolitik dari matrik
ekstraseluler selaput membran ketuban. Pecahnya selaput membran ketuban juga
dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan antara matriks metaloproteinase (mmp)
dan tissue inhibitor of matrik metalloproteinase (timp), yang menyebabkan
degradasi matriks ekstraseluler selaput membran ketuban.
4.
Infeksi infeksi sistemik bisa
berasal dari penyakit periodontal, pneumonia, sepsis,prankreatitis,
pielonefritis, infeksi traktus genitalis, chorioamnionitis dan infeksi amnion
semuanya berhubungan dengan terjadinya pecah selaput ketuban. Infeksi bakteri
juga merangsang produksi prostaglandin, dimana dapat meningkatkan resiko
pecahnya selaput ketuban preterm yang diakibatkan oleh degradasi dari selaput
ketuban membran ketuban. Beberapa bakteri vaginal menghasilkan phospolipase a2,
dimana phospolipase a2 ini akan melepaskan asam arakidonat. Lebih lanjut,
respon imun tubuh terhadap infeksi bakteri akan meningkatkan produksi sitokin
yang akan meningkatkan produksi dari prostaglandin. Rangsangan terhadap sitokin
juga berhubungan dengan induksi dari siklooksigenase ii, yaitu suatu enzim yang
akan merubah asam arakidonat menjadi prostaglandin. Dimana sitokin ini juga akan meningkatkan kadar mmp dimana akan mengakibatkan
degradasi kolagen yang akan dapat mengakibatkan pecahnya selaput membran
ketuban.
5.
Regangan selaput membran
ketuban distensi uterus yang berlebihan disebabkan oleh karena adanya
polyhidramnions ataukehamilan kembar. Pecahnya selaput membran ketuban oleh
karena distensi uterus yang berlebihan disebabkan oleh karena adanya peregangan
mekanik. Dimana peregangan mekanik ini akan menyebabkan peningkatan dari cox 2
dan produksi dari prostaglandin. Distensi uterus yang berlebihan juga
mengakibatkan meningkatnya tekanan intrauterine yang dapat mengakibatkan
semakin melemahnya selaput membran ketuban.
IV.
Tanda
dan gejala
Tanda
yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina, aroma air
ketuban berbau amis dan tidak seperti bau amoniak, mungkin cairan tersebut
masih merembes atau menetes dengan ciri pucat dan bergaris warna darah, cairan
ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai kelahiran.
Tetapi bila anda duduk atau berdiri, kepala janin yang terletak dibawahnya
biasanya “mengganjal” atau menyambut kebocoran sementara.
Demam
,bercak vagina yang banyak ,nyeri perut ,denyut jantung janin bertambah cepat
merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi.
V.
Penatalaksanaan
Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam penatalaksanaan kpd adalah memastikan diagnosis,
menetukan umur kehamilan, mengevaluasi ada tidaknya infeksi maternal ataupun
infeksi janin, serta apakah dalam keadaan inpartu, atau terdapat kegawatan
janin. Prinsip penanganan ketuban pecah dini adalah memperpanjangkehamilan
sampai paru-paru janin matang atau dicurigai adanya atau terdiagnosis
khorioamnionitis.
1.
Kpd dengan kehamilan aterm.
a.
Diberikan antibiotika
prafilaksis, ampisilin 4 x 500 mg selama 7 hari
b.
Dilakukan pemeriksaan
"admision test" bila hasilnya patologis dilakukan terminasi
kehamilan.
c.
Observasi temperaturrektal
setiap 3 jam, bila ada kecenderungan meningkat lebih atau sama dengan 37,6° c,
segera dilakukan terminasi.
d.
Bila temperatur rektal tidak
meningkat, dilakukan observasi selama 12 jam. Setelah 12 jam bila belum ada
tanda-tanda inpartu dilakukan terminasi.
e.
Batasi pemeriksaan dalam,
dilakukan hanya berdasarkan indikasi obstetrik 6) bila dilakukan terminasi,
lakukan evaluasi pelvic score (ps) :
1)
Bila ps lebih atau sama dengan
5, dilakukan induksi dengan oksitosin drip.
2)
Bila ps kurang dari 5,
dilakukan pematangan servik dengan misoprostol 50 µgr setiap 6 jam per oral
maksimal 4 kali pemberian.
2.
Kpd dengan kehamilan pre term.
a.
Penanganan di rawat di rs.
b.
Diberikan antibiotika :
ampicillin 4 x 500 mg selama 7 hari.
c.
Untuk merangsang maturasi paru
diberikan kortikosteroid (untuk uk kurang dari 35 minggu) : deksametason 5 mg
setiap 6 jam.
d.
Observasi di kamar bersalin :
1)
Tirah baring selama 24 jam,
selanjutnya dirawat di ruang obstetri.
2)
Dilakukan observasi temperatur
rektal tiap 3 jam, bila ada kecenderungan terjadi peningkatan temperatur rektal
lebih atau sama dengan 37,6° c, segera dilakukan terminasi.
e.
Di ruang obstetri :
1)
Temperatur rektal diperiksa
setiap 6 jam.
2)
Dikerjakan pemeriksaan
laboratorium : leukosit dan laju endap darah (led) setiap 3 hari.
f. Tata
cara perawatan konservatif :
1)
Dilakukan sampai janin viable
2)
Selama perawatan konservatif,
tidak dianjurkan melakukan pemeriksaan dalam.
3)
Dalam observasi selama 1
minggu, dilakukan pemeriksaan usg untuk menilai air ketuban: ? Bila air ketuban
cukup, kehamilan diteruskan. ? Bila air ketuban kurang (oligohidramnion),
dipertimbangkan untuk terminasi kehamilan.
4)
Pada perawatan konservatif,
pasen dipulangkan pada hari ke-7 dengan saran sebagai berikut : ? Tidak boleh
koitus. ? Tidak boleh melakukan manipulasi vagina. ? Segera kembali ke rs bila
ada keluar air ketuban lagi.
5)
Bila masih keluar air,
perawatan konservatif dipertimbangkan dengan melihat pemeriksaan laboratorium.
Bila terdapat leukositosis atau peningkatan led, lakukan terminasi.
3.
Terminasi kehamilan: induksi
persalinan dengan drip oksitosin. ? Seksio sesaria bila prasyarat drip oksitosin
tidak terpenuhi atau bila drip oksitosin gagal.Bila skor pelvik jelek,
dilakukan pematangan dan induksi persalinan dengan misoprostol 50 µgr oral tiap
6 jam, maksimal 4 kali pemberian.
VI.
Pemeriksaan
penunjang
1.
Pemeriksaan laboratorium
Untuk
menentukan ada atau tidaknya infeksi, kriteria laboratorium yang digunakan
adalah adanya leukositosis maternal (wbc yang lebih dari 16.000/ul), adanya
peningkatan c-reactive protein cairan ketuban dan gas-liquid chromatography,
serta amniosentesis untuk mendapatkan bukti yang kuat (misalnya cairan ketuban
yang mengandung leukosit yang banyak atau bakteri pada pengecatan gram maupun
pada kultur aerob maupun anaerob).16 tes lakmus (tes nitrazin) digunakan, yaitu
jika kertas lakmus merahberubahmenjadi birumenunjukkan adanya air ketuban
(alkalis).normalnya ph air ketuban berkisar antara 7-7,5.darahdan infeksi
vagina dapat menghasilkan tes yangpositif palsu. Mikroskopik (tes pakis), yaitu
dengan meneteskan air ketuban padagelas objekdan dibiarkan kering.pemeriksaan
mikroskopik menunjukkan gambaran daun pakis. Lihatnya pada saat pemeriksaan.
Dikatakan normal bila masih ada bagian janin yang menempel pada dinding uterus,
dan bagian lain cukup terisi cairan ketuban. Bila sedikit, maka sebagian besar
tubuh janin akan melekat pada dinding uterus, sedangkan bila hidramnion, maka
tidak ada bagian janin yang menempel pada dinding uterus. Pengukuran
semikuantitatif dilakukan melalui pengukuran dari satukantong (single
pocket)ketuban terbesar yang terletak antara dinding uterus dan tubuh janin,
tegak lurus terhadap lantai.tidak boleh ada bagian janin yang terletak didalam
area pengukuran tersebut.
2.
Pemeriksaanultrasonografi (USG)
Pemeriksaaninidimaksudkanuntukmelihatjumlahcairanketubandalamkavum
uteri padakasus KPD terlihatjumlahcairanketuban yang sedikit
.Namunseringterjadikesalahanpadapenderitaoligohidroamion.Walaupunpendekatan
diagnosis KPD cukupbanyakmacamdancaranya ,namunpadaumunya KPD
sudah bisa terdiagnosis dengan anamnesa dan pemeriksaan sederhana.
VII.
Komplikasi
Beberapa
komplikasi yang seringkali ditimbulkan dari kpd sangat berpengaruh terhadap
morbiditas dan mortalitas bayi serta dampak terhadap ibunya sendiri,
diantaranya adalah
1.
Persalinan prematur setelah
ketuban pecah biasanya segera disusul olehpersalinan.periode laten tergantung
umur kehamilan. Pada kehamilan aterm 90%terjadi dalam 24 jam setelah ketuban
pecah. Pada kehamilan antara 28-34 minggu 50% persalinan dalam 24 jam.pada
kehamilan kurangdari 26minggu persalinan seringkali terjadi dalam 1 minggu.
2.
Infeksi risiko infeksi ibu dan
anak meningkat pada ketuban pecahdini.pada ibu terjadi korioamnionitis.pada
bayi dapat terjadiseptikemia,pneumonia, omfalitis. Umumnya terjadi
korioamnionitissebelumjanin terinfeksi. Pada ketuban pecah dini preterm,
infeksi lebih seringdaripada aterm. Secara umum insiden infeksi sekunder
padaketubanpecah dini meningkat sebanding dengan lamanya periode laten.
3.
Hipoksia dan asfiksia dengan
pecahnya ketuban terjadi oligohidamnionsehingga bagian kecil janin menempel
erat dengan dinding uterus yang dapatmenekan tali pusat hinggaterjadi asfiksia
atau hipoksia.terdapathubungan antara terjadinya gawat janin dan
derajatoligohidamnion,semakin sedikit air ketuban, janin semakin gawat.
4.
Sindrom deformitas janin
ketuban pecah dini yang terjadi terlalu dini menyebabkanpertumbuhanjanin
terhambat, kelainan disebabkan kompresimukadan anggota badan janin, serta
hipoplasi pulmonary.
BAB III
KESIMPULAN
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum adanya
tanda tanda akan persalinan dan ditunggu satu jam belum persalinan. KPD preterm adalah KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD yang memanjang
adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan.
Tanda
yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina, aroma air
ketuban berbau amis dan tidak seperti bau amoniak, mungkin cairan tersebut
masih merembes atau menetes dengan ciri pucat dan bergaris warna darah, cairan
ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai kelahiran.
Tetapi bila anda duduk atau berdiri, kepala janin yang terletak dibawahnya
biasanya “mengganjal” atau menyambut kebocoran sementara.Demam ,bercak vagina yang banyak ,nyeri perut ,denyut
jantung janin bertambah cepat merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi.
DAFTAR
PUSTAKA
Kebidanan, a., husada, g., dukuh, j., & baru, p. (2013). Dini,
(110).
Dini, k. P., peranan, d. A. N., unud, f. K., & sanglah, r. (2012).
Ketuban pecah dini, dan peranan amniopatch dalam penatalaksanaan ketuban pecah
dini preterm.
Kusuma, a. A. N. J., & spog, k. (2013). Matrix metalloproteinase (
mmp ) dan ketuban pecah dini.
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment