MAKALAH LENGKAP SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA LAHAN

BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sumberdaya
lahan merupakan sumberdaya alam yang sangat penting untuk kelangsungan hidup
manusia karena diperlukan dalam setiap kegiatan manusia, seperti untuk
pertanian, daerah industri, daerah permukiman jalan untuk transportasi, daerah
rekreasi atau daerah-daerah yang dipelihara kondisi alamnya untuk tujuan ilmiah.
Kebutuhan
lahan yang semakin meningkat, langkanya lahan pertanian yang subur dan potensial, serta adanya persaingan penggunaan lahan antara
sektor pertanian
dan non-pertanian, memerlukan teknologi tepat guna dalam upaya mengoptimalkan penggunaan lahan secara berkelanjutan. Untuk dapat memanfaatkan sumber daya lahan secara terarah diperlukan tersedianya data
dan informasi
yang lengkap mengenai keadaan iklim, tanah dan sifat lingkungan fisik lainnya, serta persyaratan tumbuh tanaman yang diusahakan, terutama
tanaman-tanaman yang mempunyai peluang pasar dan arti ekonomi cukup baik.
Untuk
mendapatkan data tanaman potensial diperlukan beberapa literatur untuk mendapatkan daerah potensial. Selain itu
dibutuhkan juga Sistem informasi Geografis yang mampu mengolah data data
tersebut menjadi data yang informatif yang dapat digunakan untuk tahap
perencanaan dan pembangunan. Memulai hal tersebut diperlukan suatu proses yang
disebut dengan digitasi, yaitu proses memetakan peta bumi menjadi data digital
agar dapat diproses menggunakan Sistem informasi geografis. Namun kendala yang
terjadi di masyarakatt yaitu kurang nya sumber daya manusia yang mampu untuk
melakukan proses digitasi ini, karena proses digitasi mememerlukan tenaga kerja
operator yang memiki kemampuan di bidang digitasi, serta proses tersebut
memakan waktu yang cukup lama karena harus memetakan tiap-tiap daerah.
Berdasarkan
permasalahan diatas membutuhkan suatu informasi yang mengacu pada sistem
informasi geografis yang akan di bahas dalam makalah ini sehinggga mampu
memproses data raster yang dapat diolah menjadi data vektor.
B.
Tujuan
Tujuan
dari pembuatan makalah ini yaitu:
1.
Untuk mengetahui
pengertian sumber daya lahan.
2.
Untuk mengetahui
pengertian dari sistem informasi sumber daya lahan.
3.
Untuk mengetahui
pengertian sumber informasi geografis (SIG).
4.
Untuk mengetahui
subsistem di dalam SIG.
5.
Untuk mengetahui
jenis dan sumber data SIG.
6.
Untuk mengetahui
komponen-komponen dalam menjalankan SIG.
7.
Untuk mengetahui
tugas utama dan penerapan serta pengaplikasian SIG.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sumber Daya Lahan
Lahan merupakan kesatuan berbagai
sumberdaya daratan yang saling berinteraksi membentuk suatu sistem struktural
dan fungsional. Sifat dan perilaku lahan ditentukan oleh macam sumberdaya yang
merajai dan macam serta intensitas interaksi yang berlangsung antar sumberdaya.
Pengertian yang luas digunakan tentang lahan ialah suatu daerah permukaan
daratan bumi yang ciri-cirinya mencakup segala tanda pengenal, baik yang
bersifat cukup mantap maupun yang dapat diramalkan bersifat mendaur, dari
biosfer, atmosfer, tanah, geologi, hidrologi dan populasi tumbuhan dan hewan,
serta hasil kegiatan manusia pada masa lampau dan masa kini, sejauh tanda-tanda
pengenal tersebut memberikan pengaruh atas penggunaan lahan oleh manusia pada
masa kini dan masa mendatang (FAO, 1977).
Sumberdaya lahan
merupakan sumberdaya alam yang sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia
karena diperlukan dalam setiap kegiatan manusia, seperti untuk pertanian,
daerah industri, daerah pemukiman, jalan untuk transportasi, daerah rekreasi
atau daerah-daerah yang dipelihara kondisi alamnya untuk tujuan ilmiah. Sitorus
(2001) mendefinsikan sumberdaya lahan (land resources) sebagai lingkungan fisik
terdiri dari iklim, relief, tanah, air dan vegetasi serta benda yang ada di
atasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan. Oleh karena itu
sumberdaya lahan dapat dikatakan sebagai ekosistem karena adanya hubungan yang
dinamis antara organisme yang ada di atas lahan tersebut dengan lingkungannya
(Mather, 1986).
Dalam rangka memuaskan kebutuhan dan
keinginan manusia yang terus berkembang dan untuk memacu pertumbuhan ekonomi
yang semakin tinggi, pengelolaan sumberdaya lahan seringkali kurang bijaksana
dan tidak mempertimbangkan aspek keberlanjutannya (untuk jangka pendek)
sehingga kelestariannya semakin terancam. Akibatnya, sumberdaya
lahan yang berkualitas tinggi menjadi berkurang dan manusia semakin bergantung
pada sumberdaya lahan yang bersifat marginal (kualitas lahan yang rendah). Hal
ini berimplikasi pada semakin berkurangnya ketahanan pangan, tingkat dan
intensitas pencemaran yang berat dan kerusakan lingkungan lainnya. Dengan
demikian, secara keseluruhan aktifitas kehidupan cenderung menuju sistem
pemanfaatan sumberdaya alam dengan kapasitas daya dukung yang menurun. Di lain
pihak, permintaan akan sumberdaya lahan terus meningkat akibat tekanan
pertambahan penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita (Rustiadi, 2001).
B.
Sistem
Informasi Sumber Daya Lahan
Kata
sistem berasal dari bahasa Yunani yaitu systema, yang mempunyai satu pengertian
yaitu sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur
dan merupakan satau kesatuan yang tidak terpisahkan. Menurut Hamalik (2002) sistem
secara teknis berarti seperangkat komponen yang saling berhubungan dan bekerja
sama untuk mencapai suatu tujuan. Sistem sebagai suatu kesatuan dari berbagai
elemen atas bagian-bagian yang mempunyai hubungan fungsional dan berinteraksi
secara dinamis untuk mencapai hasil yang diharapkan. Dari ketiga definisi
tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian sistem adalah seperangkat
bagian-bagian yang saling berhubungan erat satu dengan lainyauntuk mencapai
tujuan bersama-sama.
Berikut ini
adalah karakter atau sifat-sifat tertentu yang dimiliki oleh sistem yaitu:
1. Mempunyai komponen (component). Suatu sistem mempunyai sejumlah komponen
yang saling berinteraksi dan bekerjasama untuk membentuk suatu kesatuan.Setiap
komponen mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi
tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.
2. Batas sistem (boundary). Batas sistem merupakan daerah yang membatasi
antara suatu sistem dengan sistem lainya.
3. Penghubung sistem (interface). Penghubung merupakan media antara subsistem
dengan subsistem lainya. Penghubung memungkinkan sumber-sumber daya mengalit
dari satu subsistem kesubsistem lainya, dan juga subsistem-subsistem tersebut
dapat berintegrasi membentuk satu kesatuan.
4. Masukan sistem (input).
Sumberdaya
lahan merupakan sumberdaya alam yang sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia
karena diperlukan dalam setiap kegiatan manusia, seperti untuk pertanian,
daerah industri, daerah pemukiman, jalan untuk transportasi, daerah rekreasi
atau daerah-daerah yang dipelihara kondisi alamnya untuk tujuan ilmiah. Oleh
karena itu sumberdaya lahan dapat dikatakan sebagai ekosistem karena adanya
hubungan yang dinamis antara organisme yang ada di atas lahan tersebut dengan
lingkungannya.
Penggunaan
lahan secara umum tergantung pada kemampuan lahan dan pada lokasi lahan. Untuk
aktivitas pertanian, penggunaan lahan tergantung pada kelas kemampuan lahan
yang dicirikan oleh adanya perbedaan pada sifat-sifat yang menjadi penghambat
bagi penggunaannya seperti tekstur tanah, lereng permukaan tanah, kemampuan
menahan air dan tingkat erosi yang telah terjadi. Penggunaan lahan juga
tergantung pada lokasi, khususnya untuk daerah-daerah pemukiman, lokasi
industri, maupun untuk daerah-daerah rekreasi.
Dari
berbagai macam bentuk penggunaan lahan dan faktor apa saja yang mempengaruhi
penggunaan dan pemanfaatan lahan suatu daerah maka diperlukan suatu sistem
yaitu sistem informasi sumber daya lahan yang berguna untuk hal tersebut.
C.
Pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG)
Definisi SIG sangatlah beragam,
karena memang defenisi SIG selalu berkembang, bertambah dan sangat bervariasi.
Arronoff (1989), mendefinisiskan SIG sebagai suatu sitem berbasis komputer yang
memiliki kemampuan dalam menangani data bereferensi geografi yaitu pemasukan
data, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan kembali),manipulasi dan analisis
data, serta keluaran sebagai hasil akhir (output). Hasil akhir (output) dapat
dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan
dengan geografi.
Menurut Gistut (1994 dalam prahasta
2004) , SIG adalah sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan spasial
dan mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan
karakteristik-karakteristik fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut. SIG yang lengkap mencakup metodologi
dan teknologi yang diperlukan yaitu data spasial perangkat keras, perangkat
lunak dan struktur organisasi. Burrough (1986) mendefinisikan SIG adalah sistem
berbasis komputer yang digunakan untuk memasukan, menyimpan, mengelola,
menganalisis dan mengaktifkan kembali data yang mempunyai referensi keruangan
untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan. Dari
defenisi-definisi tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa SIG terdiri
atas beberapa subsistem yaitu: data input, data output, data management, data
manipulasi dan analysis (Prahasta, 2005)
SIG
mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada suatu titik tertentu
di bumi, menggabungkannya, menganalisa, dan akhirnya memetakan hasilnya. Data yang diolah pada SIG adalah data spasial yaitu
sebuah data yang berorientasigeografis dan merupakan lokasi yang memiliki
sistem koordinat tertentu, sebagai dasar referensinya.
Sehingga aplikasi SIG dapat menjawab beberapa pertanyaan seperti lokasi,kondisi, tren, pola dan pemodelan. Istilah
Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan gabungan tiga unsur pokok, yaitu
sistem, informasi, dan geografis. Dapat diketahui bahwa SIG merupakan suatu
sistem yang menekankan pada unsur informasi geografis. Informasi geografis
tersebut mengandung pengertian informasi tentang tempat tempat yang berada di
permukaan bumi, pengetahuan tentang letak suatu objek di permukaan bumi, dan
informasi tentang keterangan-keterangan (atribut) yang terdapat di permukaan
bumi yang posisinya telah diketahui.
D. Subsistem SIG
SIG dapat
diuraikan menjadi beberapa subsistem sebagai berikut :
1.
Data Input
Subsistem
ini bertugas untuk mengumpulkan, mempersiapkan, dan menyimpan data spasial dan
atributnya dari berbagai sumber. Sub-sistem ini pula yang bertanggung jawab
dalam mengonversikan atau mentransformasikan format-format data aslinya kedalam
format yang dapat digunakan oeh perangkat SIG yang bersangkutan.
2.
Data Output
Subsistem
ini bertugas untuk menampilkan atau menghasilkan keluaran (termasuk mengekspornya
ke format yang dikehendaki) seluruh atau sebagian basis data (spasial) baik
dalam bentuk softcopy maupun hardcopy seperti halnya tabel, grafik, report,
peta, dan lain sebagainya.
3.
Data Management
Subsistem
ini mengorganisasikan baik data spasial maupun tabel-tabel atribut terkait ke
dalam sebuah sistem basis data sedemikian rupa hingga mudah dipanggil kembali atau
di-retrieve, diupdate, dan diedit.
4.
Data Manipulation & Analysis
Sub-sistem
ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu
sub-sistem ini juga melakukan manipulasi (evaluasi dan penggunaan fungsi-fungsi
dan operator matematis & logika) dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi
yang diharapkan.
E.
Jenis
dan Sumber Data SIG
Data geografis pada
dasarnya tersusun oleh dua komponen penting yaitu data spasial dan data
atribut. Perbedaan antara dua jenis data tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Data Spasial
Data spasial adalah data
yang bereferensi geografis atas representasi objek di bumi. Data spasial pada
umumnya berdasarkan peta yang berisikan interpretasi dan proyeksi seluruh
fenomena yang berada di bumi. Sesuai dengan perkembangan, peta tidak hanya
merepresentasikan objek-objek yang ada di muka bumi, tetapi berkembang menjadi
representasi objek di atas muka bumi (di udara)
dan di bawah permukaan bumi. Data spasial
dapat diperoleh dari berbagai sumber dalam berbagai format.
Sumber data spasial
antara lain mencakup: data grafis peta analog, foto udara, citra satelit,
survei lapangan, pengukuran theodolit, pengukuran dengan menggunakan global
positioning systems(GPS) dan lain-lain. Data spasial memiliki dua macam
penyajian, yaitu:
a)
Model vektor
Model vektor menampilkan, menempatkan, dan menyimpan
data spasial dengan menggunakan titik-titik, garis-garis, dan kurva atau
poligon beserta atribut-atributnya. Bentuk dasar model vektor didefinisikan
oleh sistem koordinat Kartesius dua dimensi (x,y).
Dengan menggunakan model vektor, objek-objek dan
informasi di permukaan bumi dilambangkan sebagai titik, garis, atau poligon.
Masing-masing mewakili tipe objek tertentu sebagaimana dijelaskan sebagai
berikut
Ø Titik
(point) merepresentasikan objek spasial yang tidak memiliki dimensi panjang
dan/atau luas. Fitur spasial direpresentasikan dalam satu pasangan koordinat
x,y. Contohnya stasiun curah hujan, titik ketinggian, observasi lapangan, titik-titik
sampel.
Ø Garis (line/segment) merepresentasikan objek
yang memiliki dimensi panjang namun tidak mempunyai dimensi area, misalnya
jaringan jalan, pola aliran, garis kontur.
Ø Poligon
merepresentasikan fitur spasial yang memiliki area, contohnya adalah unit
administrasi, unit tanah, zona penggunaan lahan.
b)
Model data raster
Model data raster
menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan struktur matriks
atau piksel-piksel yang membentuk grid (bidang referensi horizontal dan vertikal
yang terbagi menjadi kotak-kotak). Piksel adalah unit dasar yang digunakan
untuk menyimpan informasi secara eksplisit. Setiap piksel memiliki atribut
tersendiri, termasuk koordinatnya yang unik. Akurasi model ini sangat
tergantung pada resolusi atau ukuran piksel suatu gambar.
Model raster
memberikan informasi spasial apa saja yang terjadi di mana saja dalam bentuk
gambaran yang digeneralisasi. Dengan model raster, data geografi ditandai oleh
nilai-nilai elemen matriks dari suatu objek yang berbentuk titik, garis, maupun
bidang.
2.
Data Atribut
Data atribut adalah data
yang mendeskripsikan karakteristik atau fenomena yang dikandung pada suatu
objek data dalam peta dan tidak mempunyai hubungan dengan posisi geografi. Data
atribut dapat berupa informasi numerik, foto, narasi, dan lain sebagainya, yang
diperoleh dari data statistik, pengukuran lapangan dan sensus, dan lain-lain. Atribut
dapat dideskripsikan secara kualitatif dan kuantitatif. Pada pendeskripsian
secara kualitatif, kita mendeskripsikan tipe, klasifikasi, label suatu objek
agar dapat dikenal dan dibedakan dengan objek lain, misalnya:, sungai, lahan
persawahan, dan sebagainya. Bila dilakukan secara kuantitatif, data objek dapat
diukur atau dinilai berdasarkan skala ordinat atau tingkatan, interval atau
selang, dan rasio atau perbandingan dari suatu titik tertentu.
F.
Komponen
SIG
Menurut John E. Harmon, Steven J. Anderson, 2003,
secara rinci SIG dapat beroperasi dengan komponen- komponen sebagai berikut :
1.
Orang yang menjalankan sistem meliputi
orang yang mengoperasikan, mengembangkan bahkan memperoleh manfaat dari sistem.
Kategori orang yang menjadi bagian dari SIG beragam, misalnya operator, analis,
programmer, database administrator bahkan stakeholder.
2.
Aplikasi merupakan prosedur yang digunakan
untuk mengolah data menjadi informasi. Misalnya penjumlahan, klasifikasi,
rotasi, koreksi geometri, query,overlay, buffer, jointable, dsb.
3.
Data yang digunakan dalam SIG dapat berupa
data grafis dan data atribut.


4.
Software adalah perangkat lunak SIG berupa
program aplikasi yang memiliki kemampuan pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan,
analisis dan penayangan data spasial (contoh : ArcView, Idrisi, ARC/INFO,
ILWIS, MapInfo, dll)
5.
Hardware, perangkat keras yang dibutuhkan
untuk menjalankan sistem berupa perangkat komputer, printer, scanner,
digitizer, plotter dan perangkat pendukung lainnya.
Selain kelima komponen di atas, ada satu komponen yang
sebenarnya tidak kalah penting yaitu Metode. Sebuah SIG yang baik adalah
apabila didukung dengan metode perencanaan desain sistem yang baik dan sesuai
dengan ‘’business rules’’ organisasi yang menggunakan SIG tersebut.
G.
Tugas
Utama, Penerapan dan Pengaplikasian SIG
Berdasarkan desain awalnya tugas utama SIG adalah
untuk melakukan analisis data spasial. Dilihat dari sudut pemrosesan data
geografik, SIG bukanlah penemuan baru. Pemrosesan data geografik sudah lama
dilakukan oleh berbagai macam bidang ilmu, yang membedakannya dengan pemrosesan
lama hanyalah digunakannya data digital. Adapun tugas utama dalam SIG adalah
sebagai berikut:
a. Input Data, sebelum data geografis
digunakan dalam SIG, data tersebut harus dikonversi terlebih dahulu ke dalam
bentuk digital. Proses konversi data dari peta kertas atau foto ke dalam bentuk
digital disebut dengan digitizing.
SIG modern bisa melakukan proses ini secara otomatis menggunakan teknologi scanning.
b. Pembuatan peta, proses pembuatan peta
dalam SIG lebih fleksibel dibandingkan dengan cara manual atau pendekatan
kartografi otomatis. Prosesnya diawali dengan pembuatan database. Peta kertas
dapat didigitalkan dan informasi digital tersebut dapat diterjemahkan ke dalam
SIG. Peta yang dihasilkan dapat dibuat dengan berbagai skala dan dapat
menunjukkan informasi yang dipilih sesuai dengan karakteristik tertentu.
c. Manipulasi data, data dalam SIG akan
membutuhkan transformasi atau manipulasi untuk membuat data-data tersebut
kompatibel dengan sistem. Teknologi SIG menyediakan berbagai macam alat bantu
untuk memanipulasi data yang ada dan menghilangkan data-data yang tidak
dibutuhkan.
d. Manajemen file, ketika volume data yang
ada semakin besar dan jumlah data user semakin banyak, maka hal terbaik yang
harus dilakukan adalah menggunakan database management system (DBMS)
untuk membantu menyimpan, mengatur, dan mengelola data
e. Analisis query, SIG menyediakan
kapabilitas untuk menampilkan query dan alat bantu untuk menganalisis informasi
yang ada. Teknologi SIG digunakan untuk menganalisis data geografis untuk
melihat pola dan tren.
f.
Memvisualisasikan
hasil,
untuk berbagai macam tipe operasi geografis, hasil akhirnya divisualisasikan
dalam bentuk peta atau graf. Peta sangat efisien untuk menyimpan dan
mengkomunikasikan informasi geografis. Namun saat ini SIG juga sudah
mengintegrasikan tampilan peta dengan menambahkan laporan, tampilan tiga
dimensi, dan multimedia.
Sistem Informasi
Geografis dapat dimanfaatkan untuk mempermudah dalam mendapatkan data-data yang
telah diolah dan Tersimpan sebagai
atribut suatu lokasi atau obyek. Data-data yang diolah dalam SIG pada dasarnya
terdiri dari data spasial dan data atribut
dalam bentuk dijital. Sistem ini
merelasikan data spasial (lokasi geografis) dengan data
non spasial, sehingga
para penggunanya dapat membuat peta dan menganalisa informasinya dengan
berbagai cara. SIG merupakan alat yang handal untuk menangani data spasial,
dimana dalam SIG data dipelihara dalam bentuk digital sehingga data
ini lebih padat dibanding dalam bentuk peta
cetak, table, atau
dalam bentuk konvensional
lainya yang akhirnya akan
mempercepat pekerjaan dan meringankan biaya yang diperlukan (Barus dan
Wiradisastra, 2000 dalam As Syakur 2007).
Ada
beberapa alasan yang mendasari mengapa perlu menggunakan SIG, menurut Anon (2003, dalam As Syakur 2007) alasan yang
mendasarinya adalah:
1. SIG menggunakan data spasial maupun atribut secara
terintergarsi.
2. SIG dapat memisahkan antara bentuk presentasi dan
basis data.
3. SIG memiliki kemampuan menguraikan unsure-unsur yang
ada dipermukaan bumi ke dalam beberapa
layer atau coverage data spasial.
4. SIG
memiliki kemampuan yang
sangat baik dalam menggambarkan data spasial berikut atributnya.
5. Semua operasi SIG dapat dilakukan secara interaktif
6. SIG dengan mudah menghasilkan peta -peta tematik.
7. SIG sangat membantu
pekerjaan yang erat
kaitanya dengan bidang spasial
dan geoinformatika.
Posisi
GIS dengan segala kelebihannya, semakin lama semakin berkembang bertambah
dan bervarian. Pemanfaatan GIS
semakin meluas meliputi pelbagai disiplin
ilmu, seperti ilmu kesehatan, ilmu ekonomi, ilmu
lingkungan, ilmu pertanian, militer dan lain sebagainya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sumberdaya
lahan merupakan sumberdaya alam yang sangat penting untuk kelangsungan hidup
manusia karena diperlukan dalam setiap kegiatan manusia, seperti untuk
pertanian, daerah industri, daerah pemukiman, jalan untuk transportasi, daerah
rekreasi atau daerah-daerah yang dipelihara kondisi alamnya untuk tujuan
ilmiah. Dari berbagai macam bentuk penggunaan lahan dan faktor apa saja yang
mempengaruhi penggunaan dan pemanfaatan lahan suatu daerah maka diperlukan
suatu sistem yaitu sistem informasi sumber daya lahan yang berguna untuk hal
tersebut.
SIG
mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada suatu titik tertentu
di bumi, menggabungkannya, menganalisa, dan akhirnya memetakan hasilnya. Data yang diolah pada SIG adalah data spasial yaitu
sebuah data yang berorientasigeografis dan merupakan lokasi yang memiliki
sistem koordinat tertentu, sebagai dasar referensinya.
Sehingga aplikasi SIG dapat menjawab beberapa pertanyaan seperti lokasi,kondisi, tren, pola dan pemodelan.
SIG dapat diuraikan menjadi beberapa
subsistem sebagai berikut : data input, data output, data management, dan data
analisis. Data geografis pada dasarnya tersusun oleh dua
komponen penting yaitu data spasial dan data atribut. Dalam menjalankan SIG,
ada beberapa komponen yaitu:
1. SDM
(manusia)
2. Aplikasi
3. Data
4. Software
5. Hardware
SIG merupakan alat yang handal untuk menangani
data spasial, dimana dalam SIG data
dipelihara dalam bentuk digital sehingga data ini lebih padat dibanding
dalam bentuk peta cetak, table,
atau dalam bentuk
konvensional lainya yang akhirnya akan mempercepat pekerjaan dan
meringankan biaya yang diperlukan
B.
Saran
Sebaiknya
dalam pengaplikasian SIG tidak hanya di dapat di perguruan tinggi saja, namun
masyarakat juga perlu diberikan pelatihan menggunakan aplikasi ini mengingat
besarnya peran masyarakat dalam meningkatkan potensi sumber daya lahan.
DAFTAR PUSTAKA
Aronoff, Stan. 1989. Geographic Information System a Management Perspectiv .WDL
Publication, Ottawa-Canada
Barus, B dan U. S. Wiradisastra. 2000. Sistem Informasi Geografi Sarana Manajemen
Sumberdaya. Laboratorium Penginderaan Jauh dan Kartografi. Jurusan Tanah.
Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.
Burrough, P.A. 1986. Principles of Geographical Information
Systems for Land Resources Assessment.
New York-USA. Oxford University Press Inc.
FAO 1977. A framework for land evaluation. ILRI Publ. 22. Wageningen.
Gistut dalam Prahasta, Eddy. 2004. Sistem Informasi Geografis: Tutorial ArcView.
CV. Informatika.Bandung
Hamalik, Oemar, 2002. Psikologi Belajar Mengajar,Bandung: Sinar Baru Algensindo
John E. Harmon, Steven J. Anderson. 2003. Design and Implementatiom of Geographic Information Systems. John
Wiley and Sons: New Jersey.
Mather, A.S.
1986. Land Use. Longman Group U.K.
Limited. New York. 286 p
Prahasta, Eddy. 2005. Sistem Informasi Geografis : Konsep-konsep Dasar. Penerbit
Informatika.Bandung.
Rustiadi, 2001. Dinamika
Spasial Perubahan Penggunaan Lahan dan Faktor- Faktor penyebabnya di Kabupaten
Serang Provinsi Banten [Tesis]. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Sitorus, S.R.P. 2001. Pengembangan Sumberdaya Lahan Berkelanjutan. Edisi Kedua. Lab.
Perencanaan Pengembangan Sumberdaya Lahan. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian
IPB. Bogor.
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment