PENGARUH PERTUMBUHAN TANAMAN TERHADAP PEMBERIAN PUPUK KIMIA DAN PUPUK ORGANIK TERHADAP TANAMAN CABAI

No comments
 
BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Cabai atau lombok (bahasa Jawa) adalah sayuran buah semusim yang termasuk dalam anggota genus Capsicum yang banyak diperlukan oleh masyarakat sebagai penyedap rasa masakan (Sunaryono, 2003). Salah satu tanaman cabai yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah tanaman cabai merah. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang banyak digemari oleh masyarakat (Setiawati, 2005). Cabai merah mengandung berbagai macam senyawa yang berguna bagi kesehatan manusia. Kandungan vitamin dalam cabe adalah A dan C serta mengandung minyak atsiri, yang rasanya pedas dan memberikan kehangatan bila kita gunakan untuk rempah-rempah (bumbu dapur).
Cabai merah (Capsicum annum L.) banyak dibudidayakan oleh petani Indonesia selain karena manfaatnya bagi kesehatan juga karena cabai merah memiliki harga jual yang cukup tinggi. Purwanto (2007), menyatakan bahwa cabai menempati urutan paling atas diantara delapan belas jenis sayuran komersial yang dibudidayakan di Indonesia selama beberapa tahun teakhir ini. Oleh karena itu permintaan cabai merah cenderung meningkat tiap tahunnya.
Pemupukan merupakan tindakan yang bertujuan untuk menambah unsur hara yang sudah berada dalam tanah, memberikan unsur hara yang memang belum tersedia dalam tanah dan mengganti unsur hara yang diangkut oleh tanaman melalui panen. Sedangkan bahan penyubur tanaman yang ditambahkan kedalam tanah atau diberikan langsung kepada tanaman melalui penyemprotan pada permukaan daun disebut dengan pupuk (Mulyati dan Lolita, 2010).
Pemakain pupuk kimia secara terus menerus menyebabkan terjadinya residu yang berlebihan dalam tanah. Tumpukan residu pupuk ini dalam tanah akan menjadi racun tanah yang mengakibatkan tanah menjadi sakit. Pada tanah yang sakit ini akan terjadi degradasi mikrobia pengendali keseimbangan kesuburan tanah, ketidak seimbangan hara, dan munculnya mutan-mutan hama dan penyakit tanaman.
Dari uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian mengenai Aplikasi Pupuk Organik (Limbah Biogas) Sebagai Alternatif untuk Mengurangi Penggunaan Pupuk Anorganik Pada Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.).
B.       Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pengaruh pertumbuhan cabai dengan menggunakan pupuk organic dan kimia?
2.      Bagaimana perbedaan pertumbuhan cabai dengan menggunakan pupuk organic dengan pupuk kimia?
C.      Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.      TujuanPenelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis perbandingan pupuk organik dengan anorganik dalam menekan penggunaan pupuk anorganik aplikasinya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai besar.

2. Kegunaan Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan untuk menggunakan pupuk organik dalam budidaya cabai merah serta tambahan informasi bagi peneliti selanjutnya.
D.      Hipotesis
Untuk mengarahkan jalannya penelitian ini maka diajukan hipotesis bahwa penggunaan jenis pupuk dengan dosis perbandingan yang berbeda pada tanaman cabai merah akan memberikan hasil yang berbeda-beda.
BAB II 
TINJAUAN PUSTAKA
A.      Tanaman Cabai
Cabai merupakan tanaman sayuran buah semusim yang diperlukan oleh seluruh lapisan masyarakat sebagi bumbu atau penyedap makanan. Tanaman cabai memiliki banyak nama populer diberbagai negara. Namun secara umum tanaman cabai disebut sebagai pepper atau chili. Nama pepper lebih umum digunakan untuk menyebut berbagai jenis cabai besar, cabai manis, atau paprika. Sedangkan chili, biasanya digunakan untuk menyebut cabai pedas, misalnya cabai rawit. Di Indonesia sendiri, penamaan cabai juga bermacam-macam tergantung daerahnya. Cabai sering disebut dengan berbagai nama lain, misalnya, lombok, mengkreng, rawit, cengis, cengek, Sebie dan sebutan lainnya.
B.       Sejarah Penyebaran
Ditinjau dari segi sejarahnya. Tanaman cabai berasal dari dunia baru (Meksiko, Amerika Tengah dan Pegunungan Andes di Amerika Selatan), kemudian menyebar ke Eropa pada abad ke-15. Kini tanaman cabai sudah mulai menyebar ke berbagai Negara tropik, terutama di Asia, Afrika Tropika, Amerika Selatan dan Karibia. Di Indonesia, tanaman cabai tersebar luas diberbagai daerah seperti: Purworejo, Kebumen, Tegal, Pekalongan, Pati, Padang, Bengkulu dan lain sebaginya.
1.      Klasifikasi tanaman cabai
Secara umum klasifikasi tanaman cabai adalah sebagai berikut:
·         Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
·         Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
·         Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
·         Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
·         Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
·         Sub Kelas : Asteridae
·         Ordo : Solanales
·         Famili : Solanaceae (suku terung-terungan)
·         Genus : Capsicum
·         Spesies : Capsicum annum L.
Cabai masuk dalam suku terong-terongan (Solanaceae) dan merupakan tanaman yang mudah ditanam di dataran rendah ataupun di dataran tinggi. Tanaman cabai banyak mengandung vitamin A dan vitamin C serta mengandung minyak atsiri capsaicin, yang menyebabkan rasa pedas dan memberikan kehangatan dan panas bila digunakan untuk rempah-rempah (bumbu dapur). Cabai dapat ditanam dengan mudah sehingga bisa dipakai untuk kebutuhan sehari-hari tanpa harus membelinya di pasar. Tanaman cabai cocok ditanam pada tanah yang kaya humus, gembur dan sarang serta tidak tergenang air.
2.      Morfologi tanaman cabai
 Cabai merah termasuk tanaman semusim (setahun) yang berbentuk perdu, tingginya bisa mencapai 11/2 m atau lebih.
·         Daun
Daunnya bervariasi menurut spesies dan varietasnya. Ada daun yang berbentuk oval, lonjong, bahkan ada yang lanset. Warna permukaan daun bagian atas biasanya hijau muda, hijau, hijau tua, bahkan hijau kebiruan. Sedangkan permukaan daun pada bagian bawah umumnya berwarna hijau muda, hijau pucat atau hijau. Permukaan daun cabai ada yang halus adapula yang berkerut-kerut. Ukuran panjang daun cabai antara 3 – 11 cm, dengan lebar antara 1 – 5 cm.
·         Batang
Batang pada tanaman cabai merah tidak berkayu. Bentuknya bulat sampai agak persegi dengan posisi yang cenderung agak tegak. Warna batang kehijaun sampai keunguan dengan ruas berwarna hiaju atau ungu. Pada batang-batang yang telah tua (batang paling bawah), akan muncul warna coklat seperti kayu. Ini merupakan kayu semu yang diperoleh dari pengerasan jaringan parenkim. Biasanya batang akan tumbuh sampai ketinggian tertentu, kemudian membentuk banyak percabangan.
·         Akar
Akar tanaman cabai memiliki perakaran yang cukup rumit. Akar tunggangnya dalam dengan susunan akar sampingnya (serabut) yang baik. Biasanya di akar terdapat bintil-bintil yang merupakan hasil simbiosis dengan beberapa mikroorganisme.
·         Bunga
Bunga tanaman cabai merupakan bunga sempurna. Artinya dalam satu tanaman terdapat bunga jantan dan bunga betina. Pemasakan bunga jantan dan bunga betina dalam waktu yang sama (atau hampir sama), sehingga tanaman dapat melakukan penyerbukan sendiri. Bunga berbentuk bintang, biasanya tumbuh pada ketiak daun, dalam keadaan tunggal atau bergerombol dalam tandan. Dalam satu tandan biasanya terdapat 2 – 3 bunga saja. Mahkota bunga tanaman cabai warnanya putih, putih kehijauan, dan ungu. Diameter bunga antara 5 – 20 mm. Tiap bunga memiliki 5 daun buah dan 5 – 6 daun mahkota.
·         Buah
Buah cabai merupakan bagian tanaman cabai yang paling banyak dikenal dan memiliki banyak variasi. Menurut Sanders et. al. (1998), buah cabai terbagi dalam 11 tipe bentuk, yaitu serrano, cubanelle, cayenne, pimento, anaheim chile, cherry, jalapeno, elongate bell, ancho, banana, dan blocky bell. Namun menurut Peet (2001), hanya ada 10 tipe bentuk buah cabai, di mana tipe elongate bell dan blocky bell dianggap sama.
3.      Syarat Tumbuh Tanaman Cabai
Beberapa syarat tumbuh tanaman cabai merah diantaranya adalah keadaan iklim, suhu dan keadaan tanah, uraian ketiganya adalah sebagai berikut:

·         Keadaan Iklim
Tanaman cabai lebih senang tumbuh di daerah yang tipe iklimnya lembab sampai agak lembab. Tanaman cabai tidak senang terhadap curah hujan lebat, tetapi pada stadia tertentu perlu banyak air. Di daerah yang iklimnya sangat basah tanaman mudah terserang penyakit daun seperti bercak hitam (Antraknosa). Oleh karena itu tanaman cabai sangat baik ditanam pada awal musim kemarau. Pada musim hujan tanaman juga mudah mengalami tekanan (stress), sehingga bunganya sedikit, dan banyak bunga yang tidak mampu menjadi buah.
Kalaupun bisa berbuah, buahnya akan mudah sekali gugur karena tekanan air hujan yang lebat. Curah hujan yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai berkisar antara 600 – 1200 mm/tahun dengan jumlah bulan basah 3-9 bulan. Walaupun demikian apabila pada waktu berbunga tanaman cabai kekuranga air, maka banyak bunganya yang akan gugur tidak mampu menjadi buah. Pada umumnya tanaman cabai lebih senang ditanaman di daerah yang terbuka.
·         Suhu Udara
Suhu udara yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai berkisar antara 210C – 280C. Suhu harian yang terlalu terik, yakni di atas 320C menyebabkan tepung sari tanaman cabai tidak berfungsi untuk melakukan pembuahan. Selain itu juga suhu harian yang terik dapat menyebabkan bunga dan buahnya terbakar. Suhu tanahpun juga berpengaruh terhadap penyerapan unsur hara terutama N dan P. Apabila pada waktu berbunga suhu turun di bawah 150C, maka pembuahan dan pembijiannya terganggu. Pada suhu ini, unsur mikro yang penting untuk pertumbuhan buah sukar diserap oleh tanaman cabai sehingga terjadi buah tanpa biji atau parteokarpi. Suhu udara yang rendah, menyebabkan banyak cendawan penyakit daun menyerang tanaman cabai, teutama apabila disertai dengan kelembaban tinggi.
·         Tanah
Tanah yang subur dan banyak mengandung humus (bahan organik), gembur dan memiliki drainase baik sanagt cocok untuk budidaya tanaman cabai merah. Tanaman cabai sebenarnya dapat tumbuh disegala macam tipe tanah, dan ketinggian tempat. Tanaman cabai merah akan tumbuh baik pada ketinggian 0 – 1300 m dpl. Bahkan pada ketinggian 1500 m dpl pun tanaman cabai merah masih mampu tumbuh dan berbuah baik. Tanah yang air tanahnya dangkal dan prositasnya rendah menyebabkan tanaman cabai mudah terserang hama dan penyakit akar, penyakit layu dan keguguran pada daun dan buahnya. pH tanah yang baik untuk tanaman cabai berkisar antara 51/2 – 61/2. Namun begitu tanaman cabai sangat toleran terhadap tanah masam yang pH-nya kurang dari 5 hanya saja buahnya kurang lebat dan pertumbuhannya kerdil.
4.      Fase Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Cabai
a.      Fase vegetatif
Fase muda/vegetatif adalah fase yang dimulai sejak perkecambah biji, tumbuh menjadi bibit dan dicirikan oleh pembentukan daun-daun yang pertama dan berlangsung terus sampai masa berbunga dan atau berbuah yang pertama (Anonim, 2008 b). Pada tanaman cabai merah fase ini dimulai dari perkecambahan benih sampai tanaman membentuk primordia bunga.
b.      Fase generatif
Fase generatif adalah fase yang ditandai dengan lebih pendeknya pertumbuhan ranting dan ruas, lebih pendeknya jarak antar daun pada pucuk tanaman, dan pertumbuhan pucuk terhenti (Prihmantoro, 2005). Pada fase ini terjadi pembentukan dan perkembangan kuncup bunga, buah, biji dan dan pembentukan struktur penyimpanan makanan.
C.      Pupuk
1.      Pengertian
Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Pupuk berbeda dari suplemen. Pupuk mengandung bahan baku yang diperlukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara suplemen seperti hormon tumbuhan membantu kelancaran proses metabolisme.
Dalam pemilihan pupuk perlu diketahui terlebih dahulu jumlah dan jenis unsur hara yang dikandungnya, serta manfaat dari berbagai unsur hara pembentuk pupuk tersebut. Pemberian pupuk harus sesuai dengan kebutuhan tumbuhan, agar tumbuhan tidak mendapat terlalu banyak zat makanan. Terlalu sedikit atau terlalu banyak zat makanan dapat berbahaya bagi tumbuhan. Selain menentukan jumlah kebutuhan hara dan jenis pupuk yang tepat, pengetahuan akan cara aplikasi pupuk yang benar sangat diperlukan. Sehingga takaran pupuk yang diberikan dapat lebih efisien. Kesalahan dalam aplikasi pupuk akan berakibat pada terganggunya pertumbuhan tanaman. Bahkan unsur hara yang dikandung oleh pupuk tidak dapat dimanfaatkan tanaman.
2.      Penggolongan pupuk
Pupuk digolongkan menjadi dua, yakni pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang diolah melalui proses pembusukan (Dekomposisi) oleh bakteri pengurai. Contohnya adalah pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk kompos berasal dari sisa-sisa tanaman, dan pupuk kandang berasal dari kotoran ternak. Pupuk organik mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah tiap jenis unsur hara tersebut rendah. Sesuai dengan namanya, kandungan bahan organik pupuk ini termasuk tinggi (Anonim, 2011 d). Pupuk an-organik atau pupuk buatan adalah jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki prosentase kandungan hara yang tinggi. Menurut jenis unsur hara yang dikandungnya, pupuk anorganik dapat dibagi menjadi dua yakni pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pada pupuk tunggal, jenis unsur hara yang dikandungnya hanya satu macam. Biasanya berupa unsur hara makro primer, misalnya urea hanya mengandung unsur nitrogen.
BAB III
METODE PERCOBAAN
A.      Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dimulai dari tanggal 12 juni 2014 sampai dengan 17 juni 2014 dimana penelitian ini dilakukan di Jln.merpati prumnas kota palopo.
B.       Alat dan Bahan
Alat dan bahan  yang digunakan dalam penelitian ini sangat mudah untuk kita temukan didalam keseharian kita.alat yang di gunakan yaitu 2 buah polibek ,2 buah bibit cabai,pupuk kimia seperti pupuk urea ,pupuk alami seperti pupuk kandang.
C.      Metode Penelitian
Adapun metode penulisan yang di gunakan oleh penulis adalah metode studi perpustakaan yang berarti mencari sumber- sumber  yang relevan terhadap judul  yang penulis angkat melalui judul-judul dan melalui internet serta melalui metode pengamatan secara langsung.
D.      Cara Kerja
   Langkah-langkah untuk mencari pengaruh pertumbuhan tanaman cabai yang di berikan pupuk kimia dan organik . adapun langkah-langkahnya sebagai berikut;
   Menyiapkan tanaman cabai yang akan di berikan pupuk kimia dan di berikan pupuk organic. 
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dali penelitian ini yaitu,pada tanaman cabai yang teleh diberi pupuk kimia tingkat kesuburan dan pertumbuhanya terlihat begitu cepat tetapi pemupukan di lakukan sesuai dengan aturan .jika pemberian pupuk yang berlebihan maka tanaman cabai itu akan layu dan menguning sedangkan pada tanaman cabai yang di beri pupuk alami tanaman cabai itu juga bias terlihat subur tetapi tingkat kesuburanya membutuhkan waktu yang cukup lama  dan pada pemberian pupuk alami ini tidak mengandung efek yang bias merusak tanaman. 
BAB V
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Cabai merupakan tanaman sayuran buah semusim yang diperlukan oleh seluruh lapisan masyarakat sebagi bumbu atau penyedap makanan. Tanaman cabai memiliki banyak nama populer diberbagai negara.
Ditinjau dari segi sejarahnya. Tanaman cabai berasal dari dunia baru (Meksiko, Amerika Tengah dan Pegunungan Andes di Amerika Selatan), kemudian menyebar ke Eropa pada abad ke-15. Kini tanaman cabai sudah mulai menyebar ke berbagai Negara tropik, terutama di Asia, Afrika Tropika, Amerika Selatan dan Karibia.
Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Pupuk terbagi 2 yaitu pupuk organic dan nonorganic.
B.       Saran
Tanaman cabai memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi dan termasuk dalam tanaman yang mudah untuk kita kembangkan. Sebaiknya kita lebih mengamati lebih jauh perbedaan pertumbuhan cabai ini dalam area yang luas. 
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik NTB, 2007. Statistik Produksi Tanaman Horticultural Provinsi NTB. Badan Pusat Statistik NTB, 2010. Statistik Tanaman Sayuran Dan Buah Semusim Indonesia. Jakarta. Indonesia.
Hadiyanto, Iskandar. 2005. Bertanam Cabai. Balai Pustaka (Persero). Jakarta.
Martodireso, sudadi dan Widada Agus Suryanto.2011. Terobosan Teknologi Pemupukan Dalam Era Pertanian Organik. Kanisius.. Yoyakarta. Mansur. 2005. Kesuburan Tanah dan Pemupukan. UPT Mataram University press. Cetakan IV. Mataram.

No comments :

Post a Comment