PROPOSAL PENELITIAN || RESPON PEMBERIAN BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK PELENGKAP CAIR (PPC) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG TANAH

I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
kacang tanah
(Arachis hypogaea L.) secara ekonomi merupakan tanaman
kacang-kacangan yang
menduduki
urutan kedua setelah kedelai, sehingga berpotensi
untuk dikembangkan karena memiliki nilai
ekonomi tinggi
dan peluang pasar dalam negeri yang
cukup besar. Biji kacang tanah dapat digunakan langsung untuk pangan dalam bentuk sayur, di goreng atau di rebus, dan sebagai bahan baku industri seperti keju, sabun
dan
minyak, serta brangkasannya untuk
pakan ternak dan pupuk (Marzuki, 2007).
Hasil
tanaman kacang tanah
di Indonesia tergolong rendah, karena masih berada
di bawah potensi produksi. Hasil kacang tanah lokal baru
mencapai
1,45
ton ha-1, lebih rendah dibanding dengan potensi hasil
varietas unggul seperti; varietas
Panter dan Singa yang dapat mencapai hasil 4,5 ton ha-1.
Kacang
tanah mempunyai peranan besar dalam mencukupi kebutuhan
bahan pangan jenis kacang-kacangan. Menurut Suwardjono (2004) bahwa kandungan protein sebesar
25% - 30%, lemak 40% - 50%, karbohidrat 12%,
serta vitamin B1,
menempatkan
kacang tanah
dalam
hal pemenuhan
gizi
setelah tanaman kedelai. Manfaat kacang tanah pada bidang industri yaitu
untuk pembuatan margarine,
minyak goreng, ataupun
dikonsumsi langsung.
Seiring dengan permintaan pasar yang semakin
meningkat, maka diperlukan terobosan dalam meningkatkan produksi kacang tanah
melalui penerapan inovasi teknologi. Salah satu inovasi teknologi yang
diperlukan dalam peningkatan produksi kacang tanah adalah penggunaan varietas
unggul dalam proses budidaya. Penggunaan varietas unggul sebaiknya
memperlihatkan kesesuaian lingkungan, ketahanan terhadap hama dan penyakit dan
kebutuhan pasar.
Kacang tanah ( Arachyis hypogaea .L ) merupakan salah satu sumber protein nabati
yang cukup penting dalam pola menu makanan di msyarakat. Produksi kacang tanah
di indonesia menempati urutan kedua setelah kedelai. Kacang tanah dapat
dikonsumsi dengan berbagai bentuk,
antara lain sebagai sayur, saus, dan digoreng atau direbus.
Fungsi kacang tanah dalam kombinasi makanan
lebih bersifat makanan sampingan. Biji kacang tanah mengandung 20 – 30 %
protein, dan 42 – 55% lemak. Dalam bentuk kalori 100 gram biji kacang tanah
menghasilkan 540 kalori, tertinggi diantara tanaman pangan lainnya. Protein
kacang tanah terdiri dari albumin, arakhin (65%) dan konarakhin (33%).
Pupuk sebagai salah satu sarana produksi dalam
usaha produksi dalam usaha bercocok tanam dalam aplikasinya
perlu mendapat perhatian serius agar memberi hasil maksimum. Penggunaan pupuk
perlu memperhatikan dosis, cara penggunaan, waktu pemberian dan jenis pupuk yg
di berikan.
Pemupukan hara dapat dilakukan melalui tanah atau
melalui daun. Umumnya pemupukan unsur hara makro dilakukan melalui tanah atau
daun. Pada umumnya pemupukan unsur hara makro dilakukan melalui tanah, karena
jumlah yang dibutuhkan tanaman cukup banyak. Sebaiknya unsur mikro hanya
sedikit dibutuhkan tanaman. Karena pemupukan melalui tanah kurang efesien.
Salah satunya cara yaitu pemberian pupuk melalui daun.
Pemupukan melalui daun ada dua macam pupuk
anorganik dan organik. Pupuk malalui daun sudah populer diterapkan petani dan
lazim disebut pupuk pelangkap cair (PPC). Pupuk ini dapat berupa cairan atau
padat/tepung yang mudah larut dalam air.
Beberapa pupuk pelengkap cair sudah dianjurkan
pemakaiannya dalam penanaman tanaman. Sebagai contoh PPC Germari, metalik dan
Sitisim dapat digunakan diseluruh Indonesia.
Dalam budidaya kacang tanah tidak hanya diperluakan
peberian pupuk, tapi juga pengolahan lahan sangat diperlukan. Saat lahan sudah
mengalami pengolahan akan memudahkan ginofor pada kacang tanah masuk kedalam
tanah dan membentuk polong. Selain untuk memnudahkan ginofor masuk ke dalam
tanah, kondisi tanah gembur akan memudahkan akar untuk tumbuh sehingga serapan
hara dan air dapat maksimal. Pada saat pemanenan kondisi tanah yang gembur
memberi kemudahan pada petani untuk mencabut kacang dengan tingkat kehilangan
polong kacang tanah yang kecil karena tertinggal dalam tanah (Habiby, 2013).
Kondisi lingkungan seperti suhu dan cuaca dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanamn kacang tanah. Pada fase vegetatif
dan generatif dibutuhkan suhu yang optimal daripada panjang hari penyinaran
matahari terhadap tanaman. Suhu optimal untuk tanaman kacang tanah berkisar
antara 25o-35o C. Pada fase pembungaan membutuhkan
spesifikasi suhu yang bebrbeda lagi yaitu berkisar 24o-27oC.
Pada dasarnya kacang tanah memerluakan iklim yang lebih panas dibandingakan
dengan jagung dan kedelai (Feronika, 2013).
1.2
Tujuan
dan Kegunaan Penelitian
1.2.1 Tujuan
Adapun tujuan dalam penelitian
ini adalah untuk
mengetahui konsentrasi atau doses PPC yang memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan
dan produksi tanaman kacang tanah
1.2.2
Kegunaan
Adapun kegunaan dari penelitian
ini adalah sebagai
bahan informasi bagi para mahasiswa dan masyarakat tentang PPC yang baik untuk digunakan dalam bididaya
tanaman kacang tanah.
1.3
Hipotesis
Terdapat sala satu konsentrasi
PPC yang memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman
kacang tanah.
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1.
Klasifikasi
Kacang Tanah
Kacang
tanah (Arachis hypogea L) merupakan
tanaman polong-polongan atau legum dari famili Papilionaceae, adapun klasifikasi
kacang tanah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae atau tumbuh-tumbuhan
Divisi :
Spermatophyta atau tumbuhan berbiji
Sub Divisi : Angiospermae atau berbiji tertutup
Kelas : Dicotyledoneae atau biji berkeping dua
Ordo :
Leguminales
Famili :
Papilionaceae
Genus :
Arachis
Spesies :
Arachis hypogeae L.
2.2.
Morfologi
Tanaman Kacang Tanah
2.2.1 Daun
Kacang tanah
berdaun majemuk bersirip genap, terdiri atas empat anak daun dengan tangkai
daun agak panjang. Menurut Suprapto (2004) helaian anak daun ini bertugas
mendapatkan cahaya matahari sebanyak-banyaknya.
2.2.2
Batang
Batang
tanaman kacang tanah tidak berkayu dan berbulu halus, ada yang tumbuh Menjalar
dan ada yang tegak. Tinggi batang rata-rata sekitar 50 cm, namun ada yang
mencapai 80 cm. Kacang tanah berakar tunggang yang tumbuh lurus ke dalam tanah
hingga kedalaman 40 cm. Pada akar tunggang tersebut tumbuh akar cabang dan
diikuti oleh akar serabut. Akar kacang berfungsi sebagai penopang berdirinya
tanaman serta alat penyerap air dan zat-zat hara serta mineral dari dalam tanah
2.2.3
Bunga
Bunga kacang
tanah tersusun dalam bentuk bulir yang muncul di ketiak daun, dan termasuk
bunga sempurna yaitu alat kelamin jantan dan betina terdapat dalam satu bunga.
Mahkota bunga kacang tanah berwarna kuning terdiri dari 5 helai yang bentukn ya
berlainan satu dengan yang lain (Trustinah, 1993)
2.2.4
Polong
Berdasarkan
hasil laporan AAK (1989) kacang tanah berbuah polong. Polongnya terbentuk
setelah terjadi pembuahan, dimana bakal buah tumbuh memanjang dan disebut
ginofor. Setelah tumbuh memanjang, ginofor tadi mengarah ke bawah dan terus
masuk ke dalam tanah. Apabila polong telah terbentuk maka proses pertumbuhan
ginofor yang memanjang terhenti. Menurut Suprapto (2004) ginofor yang terbentuk
di cabang bagian atas tidak masuk ke dalam tanah sehingga tidak akan membentuk
polong.
2.2.5
Biji
Biji kacang
tanah terdapat di dalam polong. Contoh biji kacang tanah dapat dilihat pada.
Kulit luar (testa) bertekstur keras, berfungsi untuk melindungi biji yang
berada di dalamnya. Biji berbentuk bulat agak lonjong atau bulat dengan ujung
agak datar karena berhimpitan dengan butir biji yang lain selagi di dalam
polong (Pitojo, 2005). Warna biji kacang pun bermacam-macam: putih, merah
kesumba, dan ungu. Perbedaan-perbedaan itu tergantung pada varietas-varietasnya
(AAK, 1989).
2.3.
Syarat
Tumbuh Kacang Tanah
2.3.1 Iklim
a. Curah hujan
yang sesuai untuk tanaman kacang tanah antara 800-1.300 mm/tahun. Hujan yang
terlalu keras akan mengakibatkan rontok dan bunga tidak ter-ser-buki oleh
lebah. Selain itu, hujan yang terus-menerus akan meningkatkan kelembaban di
sekitar pertanaman kacang tanah.
b. Suhu udara
bagi tanaman kacang tanah tidak terlalu sulit, karena suhu udara minimal bagi
tumbuhnya kacang tanah sekitar 28–32 derajat C. Bila suhunya di bawah 10
derajat C menyebabkan pertumbuhan tanaman sedikit terhambat, bahkan jadi kerdil
dikarenakan pertumbuhan bunga yang kurang sempurna.
c. Kelembaban
udara untuk tanaman kacang tanah berkisar antara 65-75%. Adanya curah hujan
yang tinggi akan meningkatkan kelembaban terlalu tinggi di sekitar
pertanaman.
d. Penyinaran
sinar matahari secara penuh amat dibutuhkan bagi tanaman kacang tanah, terutama
kesuburan daun dan perkembangan besarnya kacang.
2.3.2
Media Tanam
a. Jenis tanah
yang sesuai untuk tanaman kacang tanah adalah jenis tanah yang
gembur/bertekstur ringan dan subur.
b. Derajat
keasaman tanah yang sesuai untuk budidaya kacang tanah adalah pH antara 6.0–6.5.
c.
Kekurangan air akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil,
layu dan akhirnya mati. Air yang diperlukan tanaman berasal dari mata air
atau sumber air yang ada disekitar lokasi penanaman. Tanah berdrainase dan berserasi baik atau lahan yang tidak terlalu becek dan
tidak terlalu kering, baik bagi pertumbuhan kacang tanah.
2.3.3 Ketinggian
Tempat
Ketinggian tempat yang baik dan ideal untuk tanaman kacang tanah adalah
pada ketinggian antara 500 m dpl. Jenis kacang tanah tertentu dapat ditanam
pada ketinggian tempat tertentu untuk dapat tumbuh optimal.
2.4.
Pupuk
Pelengkap Cair
Pupuk Pelengkap Cair
(PPC) yaitu hasil olahan bahan yang mengandung banyak unsur nutrisi untuk
tanaman baik unsur makro maupun mikro yang sangat bagus untuk memperbaiki
struktur tanah, menetralkan PH tanah, memacu pertumbuhan tanaman dimulai pada
akar, batang dan daun serta pembuahan guna memaksimalkan hasil produksi tanaman
dan mengurangi kerusakan akibat dari serangan hama.
III.
METODE
PENELITIAN
3.1
Waktu
dan Tempat Penelitian
Penelitian
ini akan dilaksankan pada bulan April-Juni 2017, penelitian ini dilaksanakan di kelurahan
Rampoang Kota Palopo.
3.2
Alat
dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
a. Cangkul
b. Ember
c. Sabit
d. Tugal
e. Papan
nama
f. Timbangan
g. Kamera
h. Alat
tulis menulis
3.2.2
Bahan
Bahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
a. Benih
kacang tanah
b. Pupuk
kandang
c. Pupuk
pelangkap cair
d. Air
e. Tali
rafia
3.3
Metode
Penelitian
Penelitian ini
dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak kelompok (RAK) yang terdiri dari
5 perlakuan dan setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 15
unit percobaan. masing – masing percobaan (satuan percobaan) terdiri atas 3
sampel tanaman keseluruhannya sebanyak 45 tanaman. Adapun percobaan yang akan
dilakukan sebagai beriku:
P0
= tanah + pupuk organik
P1
= tanah + pupuk kandang + 5 ml/liter air PPC
P2
= tanah + pupuk kandang + 10 ml/liter air PPC
P3
= tanah + pupuk kandang + 15 ml/liter air PPC
P4
= tanah + pupuk organik + 20 ml/ liter air PPC
3.4
Pelaksanaan
Penelitian
3.4.1 Persiapan Media
Membersihkan
lahan dari gulma dan sisa-sisa tanaman
lainnya pada lahan yang akan dijadikan tempat penelitian kacang tanah.
Mengolah lahan (mencangkul) hingga tanah menjadi gembur dan membentuk bedengan.
Bedengan yang sudah jadi diberi pupuk kandang lalu disiram dan diamkan beberapa
hari sebelum ditanami.
3.4.2 Persiapan Benih
Benih
yang digunakan adalah benih varietas unggul, tidak cacat, daya dan berkecamba cukup bagus.
3.4.3 Penanaman
Membuat
lubang
tanam dengan kedalaman 3 cm selanjutnya lubang diberi benih yang
diharapkan tumbuh perlubang, kemudian ditutup
dengan sedikit tanah
yang gembur.
3.5
Pemeliharaan Tanaman
3.5.1 Penyiraman
Penyiraman dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan air tanaman, penyiraman dilakukan setiap hari, waktu yang tepat untuk
melakukan penyiraman adalah pada pagi maupun sore hari.
3.5.2
Penyiangan
Penyiangan dilakukan untuk mencegah
adanya gulma penganggu yang dapat menganggu pertumbuhan tanaman, penyiangan
dilakukan dengan mencabut gulma yang menganggu disekitar bedengan
3.5.3
Pengendalian Hama
Pengendalian hama dilakukan dengan
cara penyomprotan PPC bada bagian tanaman yang terserang hama, dilakukan selama
1 minggu. Penyemprotan tanaman
dilakukan tiap hari pagi dan sore hari.
3.6
Parameter
Pengamatan
Berdasarkan
judul di atas maka dapat dilakukan pengamatan dalam penelitian dengan parameter
sebagai berikut:
a. Tinggi
tanaman (cm), tinggi tanaman diukur setelah 4 MST (minggu setalah tanam), dengan cara
pengukuran, diukur tinggi dari pangkal
hingga titik tumbuh tanaman.
b. Jumlah
daun (terbentuk), dihitung pada umur tanaman
4 MST (minggu setelah tanam).
c. Jumlah
polong (terbentuk), dihitung saat pemanenan.
d. Berat
polong (gram), ditimbang sesaat setelah panen.
e. Jumlah
daun yang terserang hama (helai).
3.7
Analisis
Data
Data yang diperoleh yang dianalisis secara
statistik dengan menggunakan sidik ragam (uji F). Apabila sidik ragam
berpengaruh nyata dan berpengaruh tidak nyata maka akan diuji lanjut dengan BNJ
0,05 dan 0,01
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment