MAKALAH HORMON TUMBUHAN ATAU ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) || GIBERELIN

BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Hormon tumbuhan atau Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) merupakan
bagian dari proses regulasi genetik dan berfungsi sebagai precursor yang aktif
dalam jumlah kecil (10-6-10-5 μ). Rangsangan
lingkungan memicu terbentuknya hormon tumbuhan. Bila konsentrasi hormon telah
mencapai tingkat tertentu, sejumlah gen yang semula tidak aktif akan mulai
ekspresi. Dari sudut pandang evolusi hormon tumbuhan merupakan bagian
dari proses adaptasi dan pertahanan diri tumbuh-tumbuhan untuk mempertahankan
kelangsungan hidup jenisnya. ZPT dibedakan menjadi 5 kelompok, yaitu auksin,
giberelin, sitokinin, asam absisik (ABA), etilen. ZPT berfungsi untuk
mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan maupun pergerakan taksis tanaman dengan
cara memacu, menghambat atau mengubahnya. ZPT bukan termasuk hara atau nutrisi,
perbedaan pada fungsi, bentuk maupun senyawa penyusunnya.
Giberelin adalah senyawa organik yang sangat penting dalam
proses perkecambahan suatu biji karena bersifat pengontrol
perkecambahan.Giberelin dibutuhkan untuk pembebasan α-amilase yang menghasilkan
hidrolisis tepung dan perkecambahan. Adapun respon positif terhadap giberelin
terjadi dalam kisaran konsentrasi yang luas, bahkan kandungan giberelin yang
tinggi tidak bersifat racun. Penggunaan giberelin dapat mempengaruhi besarnya
organ tanaman melalui proses pembelahan dan pembesaran sel. Keutamaan sintesis
goberelin pada tanaman tingkat tinggi adalah meristematik daun,akar dan perkecambahan.
B. Rumusan
masalah
1.
Apa
yang dimaksud dengan giberelin?
2.
Bagaimana
sejarah hormon giberelin?
3.
Apa
fungsi fisiologis giberelin bagi tanaman?
4.
Bagaimana Pengaruh Giberelin acid (ga3) beberapa jenis
tanaman ?
C.
Tujuan
Tujuan dari
penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui apa itu giberelin bagaimana
sejarah giberelin,fungsi giberelin serta bagaimana pengaruh giberelin bagi
tanaman itu sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN GIBERELIN
Giberelin adalah senyawa organik
yang sangat penting dalam proses perkecambahan suatu biji karena bersifat
pengontrol perkecambahan.Giberelin dibutuhkan untuk pembebasan α-amilase yang
menghasilkan hidrolisis tepung dan perkecambahan. Adapun respon positif
terhadap giberelin terjadi dalam kisaran konsentrasi yang luas, bahkan
kandungan giberelin yang tinggi tidak bersifat racun. Penggunaan giberelin
dapat mempengaruhi besarnya organ tanaman melalui proses pembelahan dan
pembesaran sel. Keutamaan sintesis goberelin pada tanaman tingkat tinggi adalah
meristematik daun,akar dan perkecambahan. Giberelin sebagai zat pengatur tumbuh
pada tanaman sangat perbengaruh sifat genetik, perkecambahan dan aspek
fisiologis lainnya.Selain itu giberelin mempunyai peranan dalam mendukung
pembentukan RNA baru serta sintesa protein.
Giberelin aktif untuk merangsang
perkembangan sel serta dapat meningkatkan hasil tanaman.Perendaman giberelin
selain menambah tinggi tanaman juga menambah luas daun yang berarti terdapat
peninggatan aktivitas fotosintesa.Biosintesis Giberelin Acid terutama
berlangsung dalam tunas,daun,dan.akar.
Giberelin juga berperan penting
dalam perkecambahan biji pada banyak tanaman. Biji-biji yang membutuhkan
kondisi lingkungan khusus untuk berkecambah seperti suhu rendah akan segera
berkecambah apabila disemprot dengan giberelin. Diduga giberelin yang terdapat
di dalam biji merupakan penghubung antara isyarat lingkungan dan proses
metabolik yang menyebabkan pertumbuhan embrio. Sebagai contoh, air yang
tersedia dalam jumlah cukup akan menyebabkan embrio pada biji rumput-rumputan
mengeluarkan giberelin yang mendorong perkecambahan dengan memanfaatkan
cadangan makanan yang terdapat di dalam biji. Pada beberapa tanaman, giberelin
menunjukkan interaksi antagonis dengan ZPT lainnya misalnya dengan asam absisat
yang menyebabkan dormansi biji.
B.
SEJARAH GIBERELIN
Hormon
giberelin pertama kali ditemukan di Asia pada tumbuhan padi yang terkena
penyakit “benih bodoh”. Penyakit ini menyebabkan perpanjangan padi yang tak
terkendali sehingga padi yang terinfeksi patah dan roboh. Pada tahun 1926,
seorang ilmuwan Jepang, E.Kurosawa, menemukan penyebab penyakit itu adalah
fungi yang bergenus Gibberella. Fungi tersebut mensekresikan sejenis zat kimia
yang menyebabkan pemanjangan yang tak terkendali, kemudian zat kimia tersebut
diberi nama giberelin. Sampai saat ini 80 jenis giberelin yang berbeda telah
ditemukan. Produksi giberelin yang paling besar berada pada akar dan daun muda.
Meskipun demikian pangaruh giberelin hanya pada batang dan daun. Pada batang
giberelin bersama auksin merangsang pemanjangan dan pembelahan sel batang.
Giberelin
juga berpengaruh pada perkembangan buah. Namun kinerja giberelin harus
dibarengi dengan control auksin. Salah satu contoh pengaplikasian giberelin
adalah pada buah anggur Thompson yang tumbuh besar dan terpisah jauh antara
buah yang lain. Perkecambahan biji juga dipengaruhi oleh giberelin, karena
setelah sebuah biji mengimbibisi air, giberelin akan dibebaskan dan mengakhiri
dormansi biji. Giberelin adalah jenis hormon tumbuh yang mula-mula diketemukan
di Jepang oleh Kurosawa pada tahun 1926.
Penelitian
lanjutan dilakukan oleh Yabuta dan Hayashi (1939). Ia dapat mengisolasi
crystalline material yang dapat menstimulasi pertumbuhan pada akar kecambah.
Dalam tahun 1951, Stodola dkk melakukan penelitian terhadap substansi ini dan
menghasilkan "Gibberelline A" dan "Gibberelline X". adapun
hasil penelitian lanjutannya menghasilkan GA1, GA2, dan GA3. Pada saat yang
sama dilakukan pula penelitian di Laboratory of the Imperial Chemical
Industries di Inggris sehingga menghasilkan GA3 (Cross, 1954 dalam Weaver
1972). Nama Giberelin acid untuk zat tersebut telah disepakati oleh kelompok
peneliti itu sehingga populer sampai sekarang.
C. FUNGSI FISIOLOGIS GIBERELIN
Fungsi giberelin pada tanaman sangat
banyak. Beberapa proses fisiologi yang dirangsang oleh giberelin antara lain
adalah seperti di bawah ini(Davies, 1995; Mauseth, 1991; Raven, 1992; Salisbury
dan Ross, 1992).
·
Merangsang
batang dengan merangsang pembelahan sel dan perpanjangan, Merangsang lari /
berbunga dalam menanggapi hari panjang.
·
Breaks
dormansi benih di beberapa tanaman yang memerlukan stratifikasi atau cahaya untuk
menginduksi perkecambahan.
·
Merangsang
produksi enzim (a-amilase) di germinating butir serealia untuk
mobilisasicadangan benih.
·
Menginduksi
maleness di bunga dioecious (ekspresi seksual).
·
Dapat
menyebabkan parthenocarpic (tanpa biji) pengembangan buah.
·
Dapatkah
penundaan penuaan dalam daun dan buah jeruk.
·
GenetikDwarsfism
Penjelasan singkat dari masing-masing fungsi fisiologis
tersebut.
1. Pembungaan
Peranan giberelin terhadap pembungaan telah dibuktikan oleh
banyak penelitian.Misalnya penelitian yang dilakukan oleh Henny (1981),
pemberian GA3 pada tanaman Spathiphyllum mauna.Ternyata pemberian GA3
meningkatkan pembungaan setelah beberapa minggu perlakuan.
2. Genetik Dwarsfism
Genetik Dwarsfism adalah suatu gejala kerdil yang disebabkan
oleh adanya mutasi genetik.Penyemprotan giberelin pada tanaman yang kerdil bisa
mengubah tanaman kerdil menjadi tinggi.Sel-sel pada tanaman keril mengalami
perpanjangan (elongation) karena pengaruh giberelin.Giberelin mendukung
perkembangan dinding sel menjadi memanjang. Penelitian lain juga menemukan
bahwa pemberian giberelin merangsang pembentukan enzim proteolitik yang akan
membebaskan tryptophan (senyawa asal auksin). Hal ini menjelaskan fonomena peningkatan
kandungan auksin Karena pemberian giberelin.
3. Pematangan Buah
Proses pematangan ditandai dengan perubahan tekture, warna,
rasa, dan aroma.Pemberian giberelin dapat memperlambat pematangan buah.Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa aplikasi giberelin pada buah tomat dapat
memperlambat pematangan buah.Pengaruh ini juga terlihat pada buah pisang matang
yang diberi aplikasi giberelin.
4. Perkecambahan
Biji/benih tanaman terdiri dari embrio dan endosperm.Di
dalam endoperm terdapat pati yang dikelilingi oleh lapisan yang dinamakan
‘aleuron’.Pertumbuhan embrio tergantung pada ketersediaan nutrisi untuk tumbuh.
Giberelin meningkatkan/merangsang aktivitas enzim amilase yang akan merubah
pati menjadi gula sehingga dapat dimanfaatkan oleh embrio.
5. Stimulasi aktivitas kambium dan
xylem
Beberapa penelitian membuktikan bahwa aplikasi giberelin
mempengaruhi aktivitas kambium dan xylem. Pemberian giberelin memicu terjadinya
differensiasi xylem pada pucuk tanaman.Kombinasi pemberian giberelin + auksin
menunjukkan pengaruh sinergistik pada xylem.sedangkan pemberian auksin saja
tidak memberikan pengaruh pad xylem.
6. Dormansi
Dormansi dapat diistilahkan sebagai masa istirahan pada
tanaman. Proses dormansi merupakan proses yang komplek dan dipengaruhi banyak
faktor. Penelitian yang dilakukan oleh Warner menunjukkan bahwa aplikasi
giberelin menstimulasi sintesis ribonuklease, amulase, dan proteasi pada
endosperm biji.Fase akhir dormansi adalah fase perkecambahan, giberelin
perperan dalam fase perkecambahan ini seperti yang telah dijelaskan di atas.
Selain itu giberelin juga mempunyai peranan lain yaitu:
a. Mematahkan dormansi atau hambatan
pertumbuhan tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh normal (tidak kerdil) dengan
cara mempercepat proses pembelahan sel.
b. Meningkatkan pembungaan.
c. Memacu proses perkecambahan
biji. Salah satu efek giberelin adalah mendorong terjadinya sintesis enzim
dalam biji seperti amilase, protease dan lipase dimana enzim tersebut akan
merombak dinding sel endosperm biji dan menghidrolisis pati dan protein yang
akan memberikan energi bagi perkembangan embrio diantaranya adalah radikula
yang akan mendobrak endosperm, kulit biji atau kulit buah yang membatasi
pertumbuhan/perkecambahan biji sehingga biji berkecambah.
d. Berperan pada pemanjangan sel.
e. Berperan pada proses partenokarpi.
pada beberapa kasus pembentukan buah dapat terjadi tanpa adanya fertilisasi
atau pembuahan, proses ini dinamai partenokarpi.
D.
PENGARUH
GIBBERELLIC ACID (GA3) TERHADAP BEBERAPA JENIS TANAMAN
Kacang
tanah (Arachis hypogea. L) tergolong kacang-kacangan (Papilionaceae),
tanaman semusim dengan umur100-120 hari, mulai berbunga umur 4-5 minggu. Bunga
keluar dari ketiak daun, setelah terjadi pembuahan tabung kelopak (ginofora)
tumbuh memanjang dan masuk kedalam tanah yang nantinya akan menjadi tangkai
polong (Pitojo, 2005). Kacang tanah dapat dikomsumsi dalam berbagai bentuk,
antara lain sebagai bahan sayur, saus, direbus, digoreng dan sebagai bahan
industri makanan. Kacang tanah mengandung nilai gizi tinggi dengan kandungan
protein 25%, lemak 45%, kkarbohidrat 25% dan zat-zat lain (Tim Bina karyaTani,
2009 ).
Pemberian ZPT pada tanaman kacang
tanah bertujuan untuk membuat tanaman lebih produktif dan harus mampu
mengeliminasi hambatan biologis yang ada dalam tanaman itu sendiri. Kacang
tanah mempunyai bunga yang banyak, tapi bunga tersebut banyak yang gugur, dan
ginofor yang menghubungkan polong dengan batang banyak yang pendek sehingga
tidak menghasilkan polong yang bagus.
Gardner et
al (1991) menyatakan pemberian GA3 pada tanaman saat berbunga dapat
meningkatkan kandungan auksin sehingga mencegah terjadinya absisi bunga,
Salisbury and Ross (1995) menyatakan pemberian GA3 pada tanaman anggur saat
berbunga dapat memperpanjang tangkai bunga sehingga buah tidak berdesakan dan
mengurangi serangan jamur.
Yennita dan
Toten (2013) menyatakan bahwa pemberian GA3 pada tanaman cabe dapat mengurangi
keguguran bunga dan meningkatkan kualitas buah. Yennita (2009) menyatakan
pemberian GA3 terhadap kedelai dapat mengurangi keguguran bunga dan
meningkatkan produksi pertanaman. Hermalina Sinay (2011) Pemberian GA3 terhadap
tanaman Gandaria dapat meningkatkan tinggi tanaman. Sedangkan penggunaan GA3
terhadap kacang tanah saat berbunga tidak
berpengaruh terhadap saat muncul bunga tapi berpengaruh nyata terhadap jumlah
bunga.
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Giberelin adalah senyawa organik
yang sangat penting dalam proses perkecambahan suatu biji karena bersifat
pengontrol perkecambahan.Giberelin dibutuhkan untuk pembebasan α-amilase yang
menghasilkan hidrolisis tepung dan perkecambahan.
Fungsi giberelin terdiri beberapa bagian yaitu : Merangsang
batang dengan merangsang pembelahan sel dan perpanjangan, tanaman Breaks dormansi benih di beberapa
tanaman yang memerlukan stratifikasi atau cahaya untuk menginduksi
perkecambahan.
pemberian
GA3 pada tanaman anggur saat berbunga dapat memperpanjang tangkai bunga
sehingga buah tidak berdesakan dan mengurangi serangan jamur, pemberian GA3
pada tanaman cabe dapat mengurangi keguguran bunga dan meningkatkan kualitas
buah, pemberian GA3 terhadap kedelai dapat mengurangi keguguran bunga dan
meningkatkan produksi pertanaman. Pemberian GA3 terhadap tanaman Gandaria dapat
meningkatkan tinggi tanaman. Sedangkan penggunaan GA3 terhadap kacang tanah
saat berbunga tidak berpengaruh terhadap
saat muncul bunga tapi berpengaruh nyata terhadap jumlah bunga.
B. SARAN
Dalam pemberian giberelin pada suatu
tanaman agar selalu diiringi oleh peningkatan
auksin dan sitokinin. Sehingga giberelin, auksin, dan sitokinin bekerja
secara bersama-sama pada proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman meskipun fase yang dipengaruhinya
berbeda-beda.
DAFTAR
PUSTAKA
Abidin Z. 1993.Dasar-Dasar
pengetahuan Tentang Zat Pengatur Tumbuh. Bandung. Angkkasa.
Chen et al. 2014. The
non-gibberellic acid-responsive semi-dwarfinggene uzu affects Fusarium crown
rot resistance inbarley. BMC Plant Biology 2014, 14:22
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment