MAKALH KANGKER SERVIKS

No comments
Hasil gambar untuk kanker serviks 
 
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Kanker Leher Rahim (Kanker Serviks) adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim/serviks (bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina. Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun. 90% dari kanker serviks berasal dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju ke dalam rahim. [4] Karsinoma serviks biasanya timbul pada zona transisional yang terletak antara epitel sel skuamosa dan epitel sel kolumnar.
Hingga saat ini kanker serviks merupakan penyebab kematian terbanyak akibat penyakit kanker di negara berkembang. Sesungguhnya penyakit ini dapat dicegah bila program skrining sitologi dan pelayanan kesehatan diperbaiki. Diperkirakan setiap tahun dijumpai sekitar 500.000 penderita baru di seluruh dunia dan umumnya terjadi di negara berkembang
Menurut, Aru, jumlah data pengidap kanker tahun 2016 ada 17,8 juta jiwa dan tahun 2017 menjadi 21,7 juta jiwa.Terjadi peningkatan 3,9 persen jumlah pengidap kanker.
Bahkan, lanjut Aru, menurut WHO pada tahun 2030 akan terjadi lonjakan penderita kanker di Indonesia sampai tujuh kali lipat. Jumlah penderita kanker yang meninggal juga kian memprihatinkan.Tingginya kasus kanker serviks di Indonesia membuat WHO menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah penderita kanker serviks terbanyak di dunia. Sementara kanker payudara, merupakan penyakit dengan kasus terbanyak kedua setelah kanker serviks. Penderita kanker payudara di Indonesia pada tahun 2004 (sebagaimana dikutip dari Profil Kesehatan Indonesia tahun 2008) sebanyak 5.207 kasus.
B.     Rumusan masalah
C.     Tujuan penulisan


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian
Kangker Leher Rahim (Kangker Serviks) adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim/ serviks (bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina. Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun. 90% dari kanker serviks berasal dari sel skuamosa Yang melapisi serviks dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju ke dalam rahim.
B.     Etiologi
Kanker serviks atau yang disebut juga sebagai kanker mulut rahim merupakan salah satu penyakit kanker yang paling banyak ditakuti kaum wanita. Berdasarkan data yang ada, dari sekian banyak penderita kanker di Indonesia, penderita kanker serviks mencapai sepertiga nya. Dan dari data WHO tercatat, setiap tahun ribuan wanita meninggal karena penyakit kanker serviks ini dan merupakan jenis kanker yang menempati peringkat teratas sebagai penyebab kematian wanita dunia.Kanker serviks menyerang pada bagian organ reproduksi kaum wanita, tepatnya di daerah leher rahim atau pintu masuk ke daerah rahim yaitu bagian yang sempit di bagian bawah antara kemaluan wanita dan rahim.
C.     GEJALA DAN DETEKSI DINI
Gejala dini yang dapat ditunjukan oleh adanya kanker serviks adalah:
1.      Keputihan
2.      Kontakbleeding (pendarahan sewaktu bersetubuh)
3.      Sakit waktu koitus
4.      Terjadi pendarahan walauun telah memasuki masa menopause
Seorang wanita/ibu umumnya terdesak datang memeriksakan dAn dengan keluhan pendarahan setelah persentuhan.
Tingkat kelainan akibat gangguan untuk terjadi kanker serviks dapat berupa :
1.displasia ringan
2. dispalasia sedang
3,displasia penuh
4.displasia insitu
5. displasia invasive
a. Deteksi Dini
deteksi dengan penyaringan (screening) dapat dilakukan dengan pemeriksaan pap-smear dan kolposkopi .kolposkopi jarang dilakukan , memerlukan biaya yang lebih mahal, kurang praktis, dan memerlukan biopsi.
            Bentuk pemeriksaan yang paling utama dan dianjurkan untuk deteksi dini kanker serviks adalah pemeriksaan papaniculou smear(pap smear). Pemeriksaan ini sederhana , cepat dan tidak sakit.
b. PAP SMEAR
pap sm
D.    Faktor penyebab kangker serviks
Human papilloma Virus (HPV) merupakan penyebab dari kanker serviks. Sedangkan penyebab banyak kematian pada kaum wanita adalah virus HPV tipe 16 dan 18. Virus ini sangat mudah berpindah dan menyebar, tidak hanya melalui cairan, tapi juga bisa berpindah melalui sentuhan kulit. Selain itu, penggunaan wc umum yang sudah terkena virus HPV, dapat menjangkit seseorang yang menggunakannya jika tidak membersihkannya dengan baik.
Selain itu, kebiasaan hidup yang kurang baik juga bisa menyebabkan terjangkitnya kanker serviks ini. Seperti kebiasaan merokok, kurangnya asupan vitamin terutama vitamin c dan vitamin e serta kurangnya asupan asam folat. Kebiasaan buruk lainnya yang dapat menyebabkan kanker serviks adalah seringnya melakukan hubungan intim dengan berganti pasangan, melakukan hubungan intim dengan pria yang sering berganti pasangan dan melakukan hubungan intim pada usia dini (melakukan hubungan intim pada usia <16 tahun bahkan dapat meningkatkan resiko 2x terkena kanker serviks). Faktor lain penyebab kanker serviks adalah adanya keturunan kanker, penggunaan pil KB dalam jangka waktu yang sangat lama, terlalu sering melahirkan.
E.     Kondisi yang  lebih berisiko terkena Kanker Serviks


Wanita dengan kondisi berikut ini lebih rentan terkena kanker serviks:
5.      Infeksi HPV secara persisten, terutama HPV jenis 16 dan 18, bisa meningkatkan risiko CIN
6.      Telah melakukan hubungan seksual sebelumnya, khususnya jika dilakukan pada usia dini
7.      Penyakit hubungan seksual yang menular
8.      Semakin  tinggi  jumlah  pasangan  seksual  seorang  wanita  atau  pasangannya, semakin besar risiko terkena kanker serviks
9.      Melemahnya sistem kekebalan tubuh, penyakit ginjal kronis, AIDS atau penyakit sistem kekebalan tubuh lainnya
10.  Merokok
F.     Tanda dan gejala penderita kanker serviks
Kanker serviks membutuhkan proses yang sangat panjang yaitu antara 10 hingga 20 tahun untuk menjadi sebuah penyakit kanker yang pada mulanya dari sebuah infeksi. Oleh karena itu, saat tahap awal perkembangannya akan sulit untuk di deteksi. Oleh karena itu di sarankan para perempuan untuk melakukan test pap smear setidaknya 2 tahun sekali, melakukan test IVA (inspeksi visual dengan asam asetat, dll. Meskipun sulit untuk di deteksi, namun ciri-ciri berikut bisa menjadi petunjuk terhadap perempuan apakah dirinya mengidap gejala kanker serviks atau tidak:

Saat berhubungan intim selaku merasakan sakit, bahkan sering diikuti pleh adanya perdarahan.
Mengalami keputihan yang tidak normal disertai dengan perdarahan dan jumlahnya berlebih
Sering merasakan sakit pada daerah pinggul
Mengalami sakit saat buang air kecil
Pada saat menstruasi, darah yang keluar dalam jumlah banyak dan berlebih
Saat perempuan mengalami stadium lanjut akan mengalami rasa sakit pada bagian paha atau salah satu paha mengalami bengkak, nafsu makan menjadi sangat berkurang, berat badan tidak stabil, susah untuk buang air kecil, mengalami perdarahan spontan.
G.    Pengobatan kangker serviks
Kangker Menjadi momok bagi para makhluk yang dinamakan perempuan, kanker serviks adalah jenis kanker selain kanker payudara karena kanker yang cukup mengancam dengan timbul di bagian leher rahim ini dapat terjadi justru pada wanita yang berada di usia 30-45 tahun. Pada usia tersebut, wanita masih terbilang aktif secara seksual, maka sangat bahaya apabila wanita sampai mengidap penyakit ini. Leher rahim itu sendiri memiliki fungsi sebagai pintu masuk dari vagina menuju rahim dan meski kanker ini bisa saja dialami oleh wanita yang usianya di bawah 25 tahun, tetap saja usia tersebut tak begitu berisiko dibandingan wanita usia antara 30-45. Berikut di bawah ini kita akan membahas satu per satu rekomendasi pengobatan medis dan tradisional untuk para penderita kanker serviks. Selalu ada cara untuk pulih dan langkah pengobatan berikut dapat dicoba setelah memang kanker serviks terdeteksi lewat metode diagnosa yang ditempuh.
a.        Oprasi pengangkatan
Untuk mengobati kanker serviks pada wanita secara medis, langkah yang akan pertama kali dokter bakal tawarkan adalah operasi pengangkatan rahim beserta kandungan. Prosedur ini yang kita kenal dengan istilah histerektomi di mana pengangkatan rahim ini akan dilanjutkan dengan membersihkan bilaterial kelenjar di bagian panggul. Sebelum kita menempuh jalur ini, kita perlu mengetahui ada beberapa macam tingkatan histerektomi seperti berikut:
·            Histerektomi Subtotal atau Parsial – Pengangkatan rahim melalui operasi pada jenis ini akan dokter lakukan hanya pada rahim dan melalui pengangkatan ini rupanya peluang penderita untuk menderita kanker masih tergolong tinggi. Itulah yang menjadi alasan mengapa pasien harus tetap memeriksakan diri secara rutin supaya bila risiko kanker timbul kembali dapat diatasi secara lebih dini.
·            Histerektomi secara Total – Dokter akan memutuskan untuk mengangkat rahim dan mulut rahim pada jenis operasi satu ini. Namun ovarium dan tuba falopi tak akan diangkat di tahap operasi ini.
·            Histerektomi Total bersama Salpingi-ooforektomi Bilateral – Jenis operasi satu ini akan dokter lakukan untuk mengangkat rahim bersama dengan serviks, ovarium dan tuba falopi yang pada jenis sebelumnya tidaklah dilakukan.
·            Histerektomi Radikal – Dokter akan mengangkat rahim penderita melalui operasi dan tak hanya rahim saja pada jenis pengangkatan kali ini, bagian atas vagina, serviks, kelenjar getah bening serta jaringan yang apda pada panggul semuanya akan diangkat. Untuk prosedurnya, operasi ini bisa dilakukan lewat vagina dan perut, namun prosedur yang dilakukan lewat alat kewanitaan biasanya berisiko lebih kecil dan pemulihan pasien juga lebih cepat.
Histerektomi adalah pengobatan medis yang cukup sering menjadi pilihan karena memang lesi kanker dapat dibersihkan dengan efektif dan untuk hasil lebih cepat penanganan medis ini boleh dipilih. Hanya saja, ada efek yang perlu menjadi pertimbangan para pasien juga, yaitu seperti mengalami gangguan ketika sedang melakukan buang air kecil setelah proses ini. Maka sebaiknya memang segala sesuatu ditanyakan lebih dulu kepada dokter, khususnya tentang akibat dari prosedur pengobatan ini bagi kesehatan di kemudian hari.
b.      Pelvic Exenteration
Ini juga merupakan sebuah metode pengobatan medis yang biasanya dikenal dengan sebuah operasi besar dan dokter hanya akan menyarankan prosedur ini apabila kanker serviks yang sudah diangkat sebelumnya muncul kembali. Jenis operasi ini pada umumnya akan dokter lakukan kalau kanker muncul lagi di area panggul dan belum terjadi penyebaran ke daerah lainnya. Sesudah operasi, ada rekonstruksi ulang yang akan dilakukan pada bagian vagina menggunakan jaringan dan kulit yang dokter ambil dari bagian tubuh lain pasien. Bagi para wanita yang sudah menikah, hubungan intim dengan suami masih bisa dilakukan, tapi tentunya beberapa bulan sesudah menjalani operasi.
Diketahui bahwa pada prosedur pengobatan ini ada dua tahapan yang para pasien harus lewati, yakni:
·         Tahap pertama – Pengangkatan kanker akan dilakukan di waktu yang sama dengan bagian bawah usus, vagina, kandung kemih serta rektum.
·         Tahap kedua – Stoma atau dua lubang bakal dibentuk di bagian perut sehingga kotoran dan urin bisa dikeluarkan dari tubuh. Kotoran tersebut bakal dokter masukkan ke kantong colostomy atau kantong penyimpanan setelah dibuang.

c.    Radio terapi kangker serviks
Radioterapi merupakan cara pengobatan medis lainnya yang juga sudah cukup sering dipilih dan digunakan oleh para penderita kanker serviks. Kanker serviks baik stadium awal maupun stadium akhir dapat diobati dengan prosedur pengobatan satu ini dan dengan radiasi pengion yang diberikan oleh dokter akan membunuh segala sel kanker dengan dosis yang disesuaikan pada volume tumor. Sel-sel kanker yang sedang berkembang akan menjadi rusak, bahkan pembelahan selnya pasti digagalkan oleh radioterapi sehingga tak akan menyebar dengan cepat ke bagian yang lain. Di bawah ini adalah beberapa bagian radioterapi yang disesuaikan dengan stadium kanker si penderita:

Radioterapi whole pelvis atau seluruh panggul.
Radioterapi karsinoma serviks uteri.
Radioterapi braciterapi.
Biasanya, dokter akan memberikan radiasi setelah menyesuaikan dengan stadium tumor, tipe tumor tersebut, luas serta ukurannya juga. Walau tergolong pengobatan medis terbaik, tetap saja ada efek samping yang wajib untuk diwaspadai, seperti misalnya adanya bagian rambut dan kulit yang berubah. Bahkan infeksi kandung kemih juga menjadi bagian dari efek samping oleh pengobatan radioterapi.
d.      Kemo terapi
Kemoterapi pun merupakan sebuah metode pengobatan kanker yang juga selalu ditempuh oleh kebanyakan penderita kanker, termasuk juga pasien kanker serviks. Kemoterapi bahkan kerap dikombinasikan dengan radioterapi demi efektivitas lebih tinggi dalam menyembuhkan kanker serviks. Khusus bagi yang sudah mengalami kanker serviks stadium 4 atau akhir, kemoterapi adalah pengobatan yang perlu ditempuh supaya penyebaran kanker dapat ditahan dan diperlambat serta agar gejala yang timbul dapat dikurangi. Inilah yang kita bisa sebut dengan istilah kemoterapi paliatif.
Kemoterapi merupakan prosedur pengobatan yang akan melawan serta membuat sel kanker hancur, tapi jelas ini tidaklah sama dengan proses operasi maupun radioterapi yang hanya memberikan dampai di bagian tubuh tertentu saja. Kemoterapi ini adalah langkah pengobatan yang bakal memberikan efek ke seluruh tubuh dan dan sel-sel kanker yang sedang berkembang akan menjadi sasaran kemoterapi. Cisplatin adalah jenis obat paling umum yang dokter biasanya berikan untuk membunuh sel kanker.Walau demikian, dokter terkadang tetap mengombinasikan beberapa obat dan untuk pasien yang memutuskan untuk rawat jalan, pemberian kemoterapi adalah melalui infus. Setelah pengobatan lewat infus sesuai dosis sudah diterima, maka pasien boleh pulang. Namun pada saat menempuh pengobatan ini, penderita perlu melakukan tes darah di mana tujuannya adalah untuk mengetahui apakah kesehatan ginjal baik-baik saja karena tubuh secara terus-menerus dimasukkan obat.Seperti halnya radioterapi, kemoterapi juga dikenal memberikan efek-efek samping yang cukup mengganggu, seperti:

Tubuh cepat merasa lelah.
Menurunnya nafsu makan.
Perut mual yang diikuti dengan muntah.
Mulut terserang sariawan.
Berkurangnya jumlah sel darah yang mengakibatkan sesak napas dan tubuh lemas. Hal ini bakal membuat kondisi tubuh menjadi sangat gampang terkena infeksi oleh sebab kekurangan sel darah putih.
Kerontokan rambut yang memang sudah tergolong efek samping umum, tapi rambut bakal tumbuh kembali dalam waktu 3-6 bulan sehabis pasien selesai kemoterapi. Hanya saja, tak semua pengobatan kemoterapi akan membuat rambut rontok.
H.    Cara pencegahan kangker serviks
Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat dilakukan kaum perempuan dalam hal mencegah kanker serviks agar tidak menimpa dirinya, antara lain:

Jalani pola hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan yang cukup nutrisi dan bergizi
Selalu menjaga kesehatan tubuh dan sanitasi lingkungan
Hindari pembersihan bagian genital dengan air yang kotor
Jika anda perokok, segera hentikan kebiasaan buruk ini
Hindari berhubungan intim saat usia dini
Selalu setia kepada pasangan anda, jangan bergonta-ganti apalagi diikuti dengan hubungan intim.
Lakukan pemeriksaan pap smear minimal lakukan selama 2 tahun sekali, khususnya bagi yang telah aktif melakukan hubungan intim
Jika anda belum pernah melakukan hubungan intim, ada baiknya melakukan vaksinasi HPV
Perbanyaklah konsumsi makanan sayuran yang kandungan beta karotennya cukup banyak, konsumsi vitamin c dan e.
Meskipun demikian, jika anda sudah terdeteksi mengidap kanker serviks, maka ada beberapa metode pengobatan yang bisa dilakukan. Jika terdeteksi kanker serviks stadium awal, maka pengobatannya dilakukan dengan cara menghilangkan kanker serviks tersebut dengan cara dilakukan pembedahan, baik pembedahan laser, listrik atau dengan cara pembekuan dan membuang jaringan kanker serviks (cyrosurgery)
 Untuk kasus kanker serviks stadium lanjut akan dilakukan pengobatan dengan cara kemoterapi serta radioterapi, namun jika sudah terdeteksi cukup parah, tiada lain kecuali dengan mengangkat rahim (histerektomi) secara menyeluruh agar kanker tidak berkembang.
BAB III 
PENUTUP
Kesimpulan
1.               Kanker Leher Rahim (Kanker Serviks) adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim/serviks (bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina. Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun. 90% dari kanker serviks berasal dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju ke dalam rahim. [4] Karsinoma serviks biasanya timbul pada zona transisional yang terletak antara epitel sel skuamosa dan epitel sel kolumnar.
2.               HPV (Human Papiloma Virus) merupakan penyebab terbanyak kanker serviks. Sebagai tambahan perokok sigaret telah ditemukan sebagai penyebab juga. Adapun faktor resikonya, yaitu : Pola hubungan seksual, Paritas, Merokok, Kontrasepsi oral, Defisiensi gizi, Sosial ekonomi, dan Pasangan seksual.
3.                  Kangker Menjadi momok bagi para makhluk yang dinamakan perempuan, kanker serviks adalah jenis kanker selain kanker payudara karena kanker yang cukup mengancam dengan timbul di bagian leher rahim ini dapat terjadi justru pada wanita yang berada di usia 30-45 tahun. Pada usia tersebut, wanita masih terbilang aktif secara seksual, maka sangat bahaya apabila wanita sampai mengidap penyakit ini. Leher rahim itu sendiri memiliki fungsi sebagai pintu masuk dari vagina menuju rahim dan meski kanker ini bisa saja dialami oleh wanita yang usianya di bawah 25 tahun, tetap saja usia tersebut tak begitu berisiko dibandingan wanita usia antara 30-45. Berikut di bawah ini kita akan membahas satu per satu rekomendasi pengobatan medis dan tradisional untuk para penderita kanker serviks. Selalu ada cara untuk pulih dan langkah pengobatan berikut dapat dicoba setelah memang kanker serviks terdeteksi lewat metode diagnosa yang ditempuh.
Saran
Berhati-hatilah dengan penyakit kanker serviks, lebih baik mencegah dari pada mengobati.Ternyata tidak mudah menjadi seorang wanita, tapi bukan berarti sulit untuk menjalaninya. Penyakit bisa kita hindari asal kita selalu berusaha hidup sehat dan teratur.      
           
Daftar pustaka

No comments :

Post a Comment